PENCAMPURAN BAHAN KIMIA
Campuran
Pencampuran Bahan Kimia (MIXING PROCESS)
PENCAMPURAN BAHAN KIMIA
A. MIXING (PENCAMPURAN)
1. Defenisi Pencampuran (mixing)
Pencampuran diartikan sebagai suatu proses menghimpun dan membaurkan
bahan-bahan. Dalam hal ini diperlukan gaya mekanik untuk menggerakkan
alat pencampur supaya pencampuran dapat berlangsung dengan baik
2. Tujuan pencampuran
- Menghasilkan campuran bahan dengan komposisi tertentu dan homogen
- Mempertahankan kondisi campuran selama proses kimia dan fisika agar
tetap homogen, mempunyai luas permukaan kontak antar komponen yang
besar, menghilangkan perbedaan konsentrasi dan perbedaan suu,
mempertukarkan panas, mengeluarkan secara merata gas-gas dan uap-uap
yang timbul
- Menghasilkan bahan setengah jadi agar mudah diolah pada proses selanjutnya atau menghasilkan produk akhir yang baik
Derajat pencampuran adalah ukuran tercampurnya dengan merata bahan-bahan
yang ada dalam suatu campuran pada saat pembentukan campuran yang
homogeny.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pencampuran
Derajat pencampuran dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain :
- Aliran
Aliran yang turbulen dan laju alir bahan yang tinggi basanya
menguntungkan proses pencampuran. Sebalikanya aliran yang laminer dapat
menggagalkan pencampuran
- Ukuran Partikel
Semakin luas permukaan kontak bahan-bahan yang harus dicampur, yang
berarti semakin kecil partikel dan semakin mudah gerakannya didalam
campuran, maka proses pencampuran akan semakin baik. Perbedaan ukuran
yang besar dalam proses pencampuran akan menyulitkan dalam terciptanya
derajat pencampuran yang tinggi.
- Kelarutan
Semakin besar kelarutan bahan-bahan yang akan dicampur pada pencampuran,
maka akan semakin baik pencampurannya. Pada saat pelarutan terjadi,
terjadi pula perstiwa difusi laju difusi dipercepat oleh adanya aliran.
Kelarutan sebanding dengan kenaikan suhu, sehingga dapat dikatakan bahwa
dengan naiknya suhu derajat pencampuran akan semakin baik pula.
- Viskositas campuran
- Jenis bahan yang dicampur
- Urutan pencampuran
- Suhu dan Tekanan (pada gas)
- Bahan tambahan pada pencampuran seperti emulgator.
4. Keadaan Agregasi pada pencampuran
Keadaan agregasi adalah bentuk penampilan materi yang dapat berupa gas,
cairan atau padat. Sehubungan dengan itu campuran dapat memperlihatkan
sifat-sifat yang sangat berbeda satu sama lain dan memerlukan
persyaratan tertentu pada pemilihan alat pencampur.
5. Jenis – jenis campuran
Suatu campuran bahan kimia dapat mengikuti jenis-jenis berikut ini :
- Campuran heterogen
- Koloid
- Suspensi
- Larutan sejati atau campuran homogen
6. Pemilihan Alat Pencampur
Pemilihan alat pencampur didasarkan pada :
- Jenis bahan-bahan yang akan dicampur (keadaan agregasi, besarnya partikel,kerapatan bahan)
- Jenis campuran yang akan dibuat atau dihasilkan dari pencampuran
- Jumlah pencampuran
- Derajat pencampuran yang ingin dipakai
- Tujuan pencampuran yang diinginkan
- Sistem operasi dari pencampuran
Pencampuran padat-padat
Pada pencampuran padat-padat, pencampuran biasanya dilakukan setelah
proses sizing dan grinding. Dalam hal ini alat penggiling dan alat
pencampur dapat dijadikan satu dalam suatu alat yang lebih besar. Proses
pemberian bentuk dan pengisian sering dirangkai sesudahnya. Pengecilan
ukuran dimaksudkan agar derajat pencampuran yang dihasilkan lebih
tinggi, dengan waktu pencampuran lebih singkat dan sistem pencampuran
lebih sederhana dan mudah. Pada industri pencampuran bahan padat
biasanya menggunakan alat pengguliran dengan bejana-bejana berkedudukan
tetap tetapi mempunyai perlengkapan pencampur yang berputar.
Faktor-faktor yang tidak menguntungkan pada proses pencampuran diantaranya adalah :
- Kadar kelembaban yang tinggi di dalam bahan atau yang sangat berbeda
diantara bahan dapat mengakibatkan penggumpalan. Bahan tidak lagi dapat
ditaburkan tetapi melekat pada dinding bejana atau pada bagian pencampur
lainnya, atau juga membentuk gumpalan-gumpalan yang ikut berputar.
- Muatan elektrostatik pada bahan juga dapat menyebabkan penggumpalan,
khususnya pada partikel-partikel yang amat kecil (< 20µm)
- Perbedaan mencolok dalam ukuran butir atau kerapatan bahan mempersulit
pencampuran. Pola aliran yang kurang menguntungkan akan menyebabkan
campuran terpisah kembali.
- Ukuran butir yang sangat kecil mengakibatkan tahanan gesek yang tinggi
sehingga waktu pencampuran semakin lama.
- Fraksi volume terisi yang terlalu besar (>2/3 volume bejana) tidak
memungkinkan pengguliran bahan secara intensif.
- Frekuensi putaran bejana atau alat pencampur yang terlalu tinggi
mengakibatkan bahan hanya berputar dalam bentuk lingkaran saja. Gerakan
yang diinginkan (misalnya gerakan jatuh) tidak tercapai.
Beberapa alat pencampur bahan padat-padat
a. Pencampur tromol
Pencampur ini berupa sebuah bejana silindris yang horizontal berputar
pada sumbu panjangnya. Dengan putaran ini, bahan terangkat sepanjang
bagian dalam dinding dan kemudian jatuh kembali.
Karena sebagian besar aliran berarah vertikal, diperlukan waktu campur
yang lama. Pencampur tromol yang besar seringkali diberi bentuk kerucut
pada penyangga saluran keluaran. Adapun persyaratan untuk pencampuran
dengan menggunakan alat ini adalah derajat pencampuran yang dihasilkan
haruslah tidak terlalu kental.
b. Pencampur Pusar
Pencampur ini berupa bejana silindris berputar mengelilingi suatu sumbu
diagonal. Prinsip kerjanya adalah bahan diangkat dan kemudian dijatuhkan
lagi kebawah. Pada saat jatuh bahan terdistribusi dan termampatkan.
Pencampur jenis ini akan baik untuk memperoleh derajat pencampuran yang
tinggi, tetapi proses yang berlangsung tidak efektif karena bahan yang
dicampurkan harus dalam jumlah yang sedikit.
c. Pencampur kerucut
Berupa sebuah bejana dengan sebelah atau kedua belah sisi berbentuk
kerucut berputar mengelilingi sumbu yang melintang. Prinsip kerja dan
keuntungan pencampur ini sama seperti pencampur Pusar
d. Pencampur V
Berupa sebuah bejana dengan sebelah atau kedua belah sisinya berbentuk V
berputar mengelilingi sumbu yang melintang. Sama seperti pencampur
kerucut, pencampur ini tidak efesien digunakan dalam industri.
e. Pencampur Kocok (pencampur Turbula)
Berupa sebuah bejana yang dipasang pada sutu sistem pemegang,
digoyangkan hingga memberikan gerakan kocok tiga dimensi. Dengan gerakan
tersebu bahan mengalir kian kemari bercampur aduk. Pencampur ini
digunakan untuk pencampuran < 1m3 yang cepat dan intensif.
f. Pencampur Pedal
Berupa sebuah bejana silindris yang mendatar yang didalamnya terdapat
beberapa pedal yang dapat berputar pada sumbu horizontal. Pencampur
jenis ini dapat mencampur bahan dalam jumlah yang relatif banyak.
g. Pencampur Spiral Ganda
Berupa bejana silindris mendatar yang didalamnya terdapat dua buah pita
spiral yang mempunyai jari-jari berlawanan. Pita-pita jari-jari ini
berputar secara horizontal dan bertikal secara bersamaan.
h. Pencampur spiral Planet (Pencampur Nauta)
Berupa bejana berbentuk kerucut yang didalamnya terdapat spiral yang
dapat berputar dan menyusuri dinding bejana. Karena putaran spiral,
bahan diangkat dan kemudian jatuh kembali kebawah mengikuti aliran
spiral tersebut. Pencampur ini sesuai untuk digunakan dalam mencapur
bahan dalam jumlah yang besar.
i. Pencampur Unggun Denyut
Berupa seuah bejana yang bagian atasnya berbentuk silinder dan bagian
bawah berbentuk kerucut. Dibagian bawah terdapat cincin berongga yang
dilengkapi dengan penyembur gas. Jadi bahan dipusarkan oleh aliran gas.
Pencampur ini tidak begitu populer karena prinsip kerjanya yang rumit
dan bahaya penggunaannya cukup besar.
Pencampuran Padat-Cair
Pembentukan bahan-bahan kimia umumnya memerlukan air dalam
pencamprannya. Disini dapat terbentuk bahan padat yang lembab atau
campuran yang sangat viskos seperti pasta atau adonan. Pada saat
pencampuran bahan-bahan yang sangat viskos dibutuhkan gaya yang besar
untuk memisah-misahkan bahan. Bagian bahan yang satu harus saling
digesekkan dengan bahan yang lain, kemudian disatukan kembali. Proses
ini dinamakan menguli. Untuk tujuan inilah dibuat suatu alat penguli
yang memudahkan dalam proses pencampuran. Beberapaalat penguli umum
yaitu :
a. Penguli Bak Ganda
Berupa sebuah bejana persegi yang mempunyai bagian bawah berbentuk
sepasang setengah-silinder yang berdampingan. Didalamnya berputar dua
perkakas campur yang terletak horizontal dan umumnya berbentuk seperti
huruf Z. bahan secara terus menerus dicabik-cabik, ditekan ke dinding
dan disatukan kembali oleh kedua perkakas tersebut.
b. Penguli Spiral
Satu atau dua perkakas campur yang biasanya berbentuk spiral berputar
dalam rumah penguli yang horizontal dan panjang. Rumah dan spiral
seringkali dilengkapi dengan komponen pengganggu berupa gigi-gigi,
rusuk-rusuk, cakram-cakram penahan. Bahan yang bergerak maju dalam arah
memanjang dicabik-cabik dan disatukan kembali oleh aliran balik dan gaya
geser yang kuat.
c. Penguli Aduk
Didalam sebuah bejana vertikal yang berbrntuk silinder atau kerucut,
bahan digilas dan diuli oleh satu atau dua perkakas campuryang mirip
pengaduk. Pengaduk dapat dipasangkan di dalam bejana dari sebelah atas
ataupun dari bawah, baik secara vertikal ataupun miring. Untuk menunjang
proses pencampuran dan untuk membangkitkan efek gaya geser sering
diperlukan perkakas pengikis atau perkakas pengganggu lainnya. Penguli
aduk digunakan untuk mencampur dan menguli bahan dengan viskositas
menengah.
d. Penguli Gilas
Sejumlah rol penggilas disusun sejajar dalam jarak yang dekat satu sama
lain. Rol-rol berputar dengan kecepatan yang berbeda, secara searah atau
berlawanan. Bahan secata terus menerus di cabik-cabik oleh geseran
antara roda dan kemudian disatukan kembali. Penguli ini terutama
digunakan untuk mencampur bahan-bahan yang sangat lengket.
Pencampuran Padat-Gas
Pencampuran bahan padat dengan gas terjadi misalnya pada proses
pengeringan, pemanggangan ataupun pembakaran bahan-bahan padat.
Permukaan kontak bahan padat dengan gas selalu diusahakan seluas
mungkin. Untuk maksud ini bahan padat dialiri, ditembus atau dihanyutkan
oleh gas, disemprotkan atau difluidisasikan. Lat yang digunakan untuk
tujuan ini seringkali dikenal dengan bejana unggun terfluidisasikan.
Pencampuran Cair-Padat
Pada persiapan atau pelaksaan proses kimia dan fisika serta juga pada
pembuatan produk akhir komersial, seringkali cairan harus dicampur
dengan bahan padat. Pencampuran cairan dengan padatan akan menghasilkan
suspensi. Tetapi bila kelaruta padatan dalam cairan tersebut cukup besar
akan terbentuk larutan.
Pelarutan adalah suatu proses mencampurkan bahan padat kedalam cairan.
Pelarutan dan kelarutan bahan umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor
berikut yaitu :
- Luas permukaan bahan
- Konsentrasi
- Suhu
- Tekanan (khusus pada gas)
- Efek ion senama
- Efek ion asing
Metode yang paling sering digunakan untuk mencampur cairan dengan
padatan adalah dengan menggerakkan cairan di dalam bejana secara
turbulen. Gerakan turbulen dapat dihasilkan oleh pengaduk ataupun
pencampur getar.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pencampuran Cair-Padat :
1. Bejana Pengaduk
Dalam industri kimia, bejana pengaduk merupakan tangki pengaduk ataupun
autoklaf. Penggunaan bejana ini disesuaikan dengan maksud dan tujuan
pencampuran. Misalnya untuk operasi kontinyu seringkali dipergunakan
tanki pengaduk, sedangkan untuk maksud pencampuran bertekanan digunakan
autoklaf.
Wadah pengaduk biasanya adalah berbentuk silinder terbuka atau tertutup
sedikit sesuai jenis reaksi yang akan dilangsungkan. Kebanyakan dari
wadah pengaduk dibuat dari bahan isolator ataupun semi konduktor.
Tangki pengaduk atau tanki reaksi biasanya didesain untuk melakukan
reaksi-reaksi pada tekanan diatas tekanan atmosfir, namun seringkali
juga digunakan untuk proses lain seperti pencampuran, pelarutan,
penguapan, ekstraksi ataupun kristalisasi.untuk pertukaran panas, tanki
biasanya dilengkapi dengan mantel ganda yang dilas atau disambung dengan
flens, atau dilengkapi dengan kumparan berbentuk pipa yang di las.
Untuk mencegah kerugian panas yang tidak dikehendaki, tanki dapat
diisolasi.
Perlu diingat bahwa tanki pengaduk didesain sesuai dengan keperluan,
misalnya untuk reaksi dalam beberapa sistem operasi (terisolasi, terbuka
ataupun tertutup), proses kerja dan keperluan pengerjaan. Oleh karena
itu kadangkala tangki dilengkapi dengan berbagai lubang khusus.
Lubang-lubang khusus ini misalnya : sumbu pengaduk/penyekat, pipa
penyuling, alat ukur pengendali, saluran pemasukan dsb.
Autoklaf adalah salah satu jenis bejana pengaduk yang dapat melangsungkan reaksi pada tekanan diatas 2 bar.
2. Pengaduk
Pengaduk berfungsi untuk menggerakkan bahan didalam bejana pengaduk yang
digunakan. Alat pengaduk ini biasanya terdiri atas sumbu pengaduk dan
sirip pengaduk yang dirangkai menjadi satu kesatuan. Alat pengaduk
dibuat dan didesain sesuai dengan keperluan pengadukan. Jenis pengaduk
harus disesuaikan dengan faktor berikut ini yakni :
- Jenis dan ukuran pengaduk
- Jenis bejana pengaduk
- Jenis dan jumlah bahan yang dicampur
Pemilihan alat pengaduk dari sejumlah besar alat pengaduk yang ada hanya
dapat dilakukan melalui percobaan dan pengalaman. Untuk masalah
pencampuran yang tertentu dari bahan campur dan bejana pengaduk
tertentu, pengaduk yang optimal biasanya hanya dapat dipilih melalui
pengalaman saja.
Alat pengaduk yang paling sering digunakan untuk masalah pencampuran
cairan dengan padatan ataupun untuk cairan dengan cairan antara lain
adalah :
1. Alat pengaduk jangkar
Alat pengaduk ini terdiri dari sebuah batang yang dilengkungkan sehingga
menyerupai sebuah jangkar. Kelengkungan disesuaikan dengan bentuk
bejana pengaduk. Pengaduk jangkar memiliki diameter yang besar (misalnya
95% dari diameter bejana) dan berputar lambat. Bejana ini dapat
digunakan untuk bahan-bahan yang sangat viskos atau bahan-bahan dengan
berat spesifik yang tinggi seperti suspensi. Pengaduk ini memungkinkan
terjadinya pertukaran panas, mencegah terjadinya pengendapatn atau
pelekatan padatan pada dasar bejana. Pengaduk ini menghasilkan derajat
pencampuran yang cukup besar.
2. Alat Pengaduk Bingkai
Pengaduk ini terdiri dari sebuah bingkai persegi atau dua buah lengan
jangkar yang dipasang bersusun. Pengaduk ini mempunyai diameter 2/3 dari
diameter bejana tersebut dan berputaran lambat.
3. Alat Pengaduk Palet
Pengaduk ini tersusun atas sebuah bingkai atau dua pelat yang dipasang
bersusun. Bagian atasnya berbentuk persegi, bagian bawah terpotong
miring sehingga sesuai denan bentuk bejana, memiliki diameter ½ kali
diameter bejana.
4. Alat pengaduk Impeler
Pengaduk ini terdiri atas tiga daun yang melengkung. Biasanya daun
tersebut agak bengkok keatas sehingga sesuai dengan bentu dasar bejana.
Pengaduk impeler mempunyai diameter sebesar 2/3 hingga ½ dari diameter
bejana dan frekuensi putarannya 100-200 rpm
Pengaduk impeler dibuat dari satu atau beberapa bagian. Karena pengaduk
ini dapat dilapisi email dengan baik, alat ini seringkali digunakan
dalam bejana pengaduk yang beremail. Bersama dengan perangkat penggerak
yang dapat dikontrol, pengaduk impeler dapat dimanfaatkan secara serba
guna, misalnya untuk melarutkan, mensuspensikan atau mengemulsikan
padatan dalam cairan serta juga untuk reaksi-reaksi kimia dan
proses-proses pertukaran panas.
5. Alat Pengaduk Propeler
Pengaduk ini terdiri atas sebuah propeler yang mirip dengan
baling-baling pendorong kapal dengan dua atau tiga daun yang dipasang
miring. Biasanya alat pengaduk propeler dibuat dalam dua bagian dan
berputar dengan cepat.
Pengaduk propeler digunakan untuk mengaduk bahan dengan viskositas
rendah (pada viskositas yang tinggi, biasanya bahan tidak dapat
digerakkan oleh propeler).
6. Alat pengaduk Turbin
Jenis sederhana dari pengaduk ini terdiri atas sebuah cakram yang sisi
bawahnya mempunyai beberapa sudu vertikal yang disususun secara radial.
Pengaduk turbin lebih sering digunakan untuk bahan dengan viskositas
yang rendah. Pengaduk ini seringkali disebut sebagai pengaduk serba guna
karena dapat digunakan untuk berbagai jenis keperluan.
7. Pencampur Getar
Alat ini terdiri atas sebuah cakram mendatar dengan lubang-lubang yang
berbentuk kerucut. Sebuah sumber getar elektromagnetik digantungkan
dengan pegas pada kerangka alat. Elalui sebuah batang penghubung, cakram
digetarkan vertical oleh sumber getar. Akibat getaran tersebut, bahan
ditekan untuk melewati lubang-lubang cakram dari bawah ke atas atau
sebaliknya. Dengan demikian terjadi suatu aliran vertical yang kuat di
sekitar cakram, dan terjadi turbulensi yang tinggi dalam seluruh bahan.
Pencampur getar sesuai misalnya untuk membuat larutan, suspensi atau
emulsi dengan viskositas yang rendah. Bejana yang dipakai seringkali
terbuka, dengan ukuran yang kecil hingga sedang. Intensitas getaran-yang
berarti juga derajat turbulensi- ummnya dapat diatur secara elektrik.
Yang merugikan dari pencampur getar adalah kebisingan yang
ditimbulkannya.
Pencampuran Cair-Cair
Tujuan pencampuran cair-cair adalah untuk mempersiapkan atau
melangsungkan proses-proses kimia dan fisika serta juga untuk membuat
produk akhir yang komersil. Beberapa contoh pencampuran cair-cair adalah
pada pembuatan sirop, obat tetes dan larutan injeksi.
Metode yang paling sering digunakan untuk mencampur cairan dengan cairan
ialah dengan metode turbulensi didalam bejana pengaduk atau dalam suatu
pencampur getar. Metode lainnya adalah misalnya dengan menyampur dengan
penyemprot, dengan pompa, dengan menghembuskan gas kedalam cairan atau
dengan mesin pengecil ukuran.
1. Pencampuran dengan alat pengaduk dan pencampur getar
Untuk persoalan pencampuran yang sederhana seperti untuk membuat larutan
sejati, dapat digunakan pengaduk dengan putaran lambat seperti pengaduk
jangkar, pengaduk bingkai, pengaduk palet dan pengaduk impeler. Untuk
membuat emulsi halus dapat dipergunakan alat pengaduk dengan putaran
cepat seperti alat pengaduk propeler, pengaduk turbin, pengaduk cakram
gigi, ataupun pengaduk palet.
2. Pencampuran dengan alat semprot
Pada instalansi-instalansi yang bekerja secara kontinyu, cairan-cairan
yang dapat saling melarut seringkali tercampur dengan sendirinya di
dalam saluran-saluran pipa. Akan tetapi karena pencampuran oleh
turbulensi di dalam pipa tanpa adanya alat pendukung lain tidak begitu
besar, cairan dengan volume yang lebih kecil seringkali dimasukkan
bersama-sama cairan lain ke dalam pipa.
3. Pencampuran dengan Alat Pompa
Seringkali penggunaan pompa sentrifugal telah cukup untuk menanggulangi
persoalan pencampuran yang sederhana. Pompa tersebut dipasang sebagai
alat pendorong cairan pada saluran pipa. Untuk persoalan yang lebih
sukar, efek pencampuran yang baik dapat dicapai dengan memutar bahan
secara terus menerus secara sirkulasi. Bahan umumnya dihisap dari bejana
campur dengan sebuah pompa sentrifugal dan disalurkan kembali.
Pencampuran Cair-Gas
Untuk proses kimia dan fisika tertentu gas harus dimasukkan kedalam
cairan, artinya cairan dicampur secara sempurna dengan bahan-bahan
berbentuk gas. Adapun contoh pencampuran cair-gas adalah pada proses
hidrogenasi, chlorinasi dan fosfogenasi.
Metode yang paling sering dilakukan untuk mencampur cairan dengan gas
adalah membuat gerakan turbulen di dalam bejana pengaduk dengan alat
pengaduk atau dengan pencampur getar. Untuk hal-hal yang khusus misalnya
pembuatan busa pemadam api, digunakan suatu injektor.
Pencampuran Gas-Padat
Pencampuran gas dengan bahan padat termasuk proses yang jarang
dilakukan. Proses tersebut digunakan misalnya pada pengangkutan puing
secara pneumatic, pada pembakaran serbuk pemadam api. Kebanyakan
persoalannya adalah bagaimana mendistribusikan bahan padat itu secara
merata kedalam gas yang mengalir kontinyu. Pada pencampuran gas dengan
bahan padat akan terbentuk debu maupun asap.
Metode terpenting untuk mencampur gas dengan bahan padat adalah dengan
menggunakan aat penakar bahan padat dan penyemburan dengan alat semprot.
Pencampuran Gas-Cair
Sama seperti pencampuran gas-padat, proses ini jarang dilakukan.
Pencampuran ini misalnya digunakan pada alat pengering sembur,
pembakaran minyak pada menara-menara linang (trickled tower). Persoalan
dalam pencampuran ini umumnya ialah bagaimana mendistribusikan cairan
secara merata kedalam gas yang mengalir kontinyu. Pada pencampuran gas
dengan cairan akan terjadi tetesan ataupun kabut.
Pencampuran Gas-Gas
Pencampuran gas dengan gas lain terutama dilakukan pada pembuatan
campuran bahan bakar yang berbentuk gas dalam alat pembakar dengangas
(misalnya campuran bahan bakar – udara). Metode terpenting untuk
mencampur gas dengan gas adalah pencampuran dengan alat semprot atau
injektor.
B. AGLOMERASI
Aglomerasi dapat diartikan secara luas sebagai penyatuan
partikel-partikel kecil yag berbentuk padat atau cair menjadi
bagian-bagian yang lebih besar (aglomerat). Mengaglomerisasikan berarti
memperbesar, jadi proses ini akan berlawanan dengan proses grinding.
Tujuan aglomerisasi diantaranya adalah menghasilkan aglomerat yg lebih baik dalam hal :
- Lebih mudah untuk diolah, ditakar dan diangkat
- Lebih mudah digunakan pada produk akhir
- Lebih mudah untuk digunakan dalam pengolahan selanjutnya
Pembentukan Aglomerat pada dasarnya terbentuk dari tiga cara yakni :
- Pembentukan bagian yang lebih besar (misalnya granula,pellet) dengan bantuan cairan ataupun zat-zat pengikat
- Pemampatan dengan tekanan untuk menghasilkan bongkahan yang mempunyai
bentuk (misalnya briket, tablet). Pemampatan dilakukan dengan atau tanpa
zat pengikat.
- Sintering (peleburan butiran padat, misalnya keramik atau logam yang berpori) dengan proses thermal.
Proses aglomerisasi terpenting yang terutama dilakukan adalah pada
industri farmasi seperti pembuatan butiran (granulasi), pembuatan tablet
dan pembuatan pil berlapis gula (drage). Proses-proses ini dimaksudkan
untuk menghasilkan bentuk penyajian yang khusus bagi produk farmasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar