Kamis, 02 April 2015

& Manusia Harimau

Genre Drama
Legenda
Laga
Format Sinetron
Pembuat SinemArt
Penulis Imam Tantowi
Sutradara Karsono Hadi
Pemeran Samuel Zylgwyn
Ochi Rosdiana
Syahnaz Sadiqah
Ranty Maria
Ammar Zoni
Adjie Pangestu
Boy Hamzah
Willy Dozan
Cut Meyriska
Juan Christian
Leon Dozan
Meriam Bellina
Sigit Hardadi
Samuel Rizal
Komposer lagu tema Purwacaraka
Lagu pembuka Rasa Ini Indah - Utopia
Lagu penutup Rasa Ini Indah - Utopia
Komposer Tommy Utopia
Syahdan
Arie SW
Negara  Indonesia
Bahasa Indonesia
Jumlah episode 165 (13 Maret 2015)
Produksi
Produser eksekutif Elly Yanti Noor
Produser Leo Sutanto
Penyunting Heru Hendriyarto
Lokasi Jakarta
Bengkulu
Durasi ±120 menit
Rumah produksi SinemArt Production
Siaran
Saluran asli RCTI
Format gambar (SDTV) (480i)
Format audio Stereo
Dolby Digital 5.1
Siaran perdana 8 November 2014
Add caption

Perbedaan dengan versi novel dan film

Berikut ini beberapa perbedaannya dengan novel Tujuh Manusia Harimau dan film 7 Manusia Harimau:



  • Latar yang digunakan dalam cerita sinetron ini adalah Bengkulu.

  • Ada beberapa tokoh utama yang namanya diubah untuk penyesuaian yang bertujuan untuk unsur estetika, misalnya Harwati diganti dengan Karina, Lading Ganda diubah menjadi Rajo Langit, dan beberapa penamaan tokoh lainnya.

  • Istilah dan bahasa yang digunakan di sinetron diselipkan kosakata dan dialek dari bahasa daerah yang lazim digunakan di daerah-daerah Bengkulu seperti yang biasa digunakan penutur bahasa Melayu Tengah dan bahasa Rejang.

  • Inyik dijadikan istilah untuk menyebutkan harimau jadi-jadian. Istilah ini tidak ditemukan pada versi novel dan film.

  • Kitab Tujuh menggunakan aksara Kaganga yang merupakan aksara khas suku Rejang.

  • Kisah dalam versi sinetron memiliki kesamaan dengan legenda tentang suku Rejang yang memang dilegendakan bahwa leluhurnya adalah kaum harimau jadi-jadian. Kisah yang disuguhkan juga memiliki kesamaan dengan sejarah konflik suku Rejang dengan suku-suku bangsa terdekat lainnya. Legenda ini masih dipercaya dan nyata sesuai dengan sejarah yang ada di kalangan suku Rejang dan suku Serawai.

7 Manusia Harimau (sinetron)

7 Manusia Harimau adalah sinetron produksi SinemArt yang ditayangkan RCTI. Sinetron ini diangkat dari serial novel Tujuh Manusia Harimau karya Motinggo Boesje. Pada tahun 1986, jilid pertama dari novel tersebut telah diadaptasi menjadi film 7 Manusia Harimau.
Sinetron ini ditayangkan RCTI setiap hari pukul 20:15 - 22:00 WIB

Sinopsis 


Gumara adalah seorang guru yang minta ke dinas untuk dipindahkan ke sebuah desa di Bengkulu. Saat di Kecamatan Kayu Lima, ia merasakan udara dan alam yang cocok dengan habitatnya. Menurut neneknya, itu adalah tempat lahir ayahnya yang bernama Peto Alam. Dikarenakan terancam, ibu beserta neneknya membawanya lari dari Desa Kumayan yang merupakan sebuah desa di Kecamatan Kayu Lima yang selalu diliputi kabut, kabut pegunungan yang sekaligus kabut misteri yang sulit diterima logika. Penduduk desa tetangga Kumayan memberi julukan yang sangat menyeramkan bagi desa itu, yaitu "gudang ilmu hitam". Di sana bersemayam para manusia yang memiliki ilmu harimau yang sebenarnya untuk menjaga kebun kopi mereka yang luas dari gangguan pencuri yang takut kalau melihat harimau. Ayah dan ibunya adalah keturunan ketiga manusia harimau, dan ia merupakan keturunan keempat. Ia menganggap itu hanyalah mitos belaka.
Sesampai bus yang mengantarnya, lingkungan sekitar sudah sepi. Di saat sedang berjalan-jalan, ia ditemui Yunus yang mengendarai sepeda motor. Yunus merupakan pesuruh sekolah tempatnya akan bertugas, dan mengantarnya ke rumah dinas. Belum lama sesampainya di rumah dinasnya, ia menanyakan rumah Lebai Karat kepada Yunus. Dari pesuruh sekolah itu, ia mendapatkan informasi tentang Desa Kumayan. Pada saat itu, seseorang menguping dari balik jendela rumah.
Tidak terlalu lama setelah Yunus pergi, tiba-tiba ia mendengar suara harimau dan melihat seekor harimau yang besar menyelinap masuk ke dalam semak-semak di samping rumah dinasnya. Kejadian itu membuatnya penasaran, diambilnya senter dan ia keluar rumah. Beberapa cobaan ia temui dalam perjalanan, dari seorang gadis yang meminta pertolongan, hingga pertemuannya dengan Humbalang yang juga ternyata keturunan manusia harimau. Ternyata Lebai Karat tidak menyukai kehadiran dirinya, bahkan sempat akan menyerangnya. Untungnya anak gadis Lebai Karat yang bernama Karina langsung mengingatkan Lebai Karat. Gumara Peto Alam langsung pulang dengan perasaan kaget dan sedikit takut.
Banyak hal-hal baru yang Gumara temui di lingkungan barunya, mulai dari gangguan di rumahnya, bahkan ia pun sempat harus masuk penjara karena dituduh membunuh, kena teluh, sampai menjadi perhatian para keturunan manusia harimau lainnya seperti Lebai Karat, Putih Kelabu, Rajo Langit, dan Humbalang. Mereka mulai mencurigai bahwa Gumara adalah manusia harimau ketujuh yang selama ini mereka tunggu untuk menyempurnakan kelompok mereka. Gerak-gerik Gumara sangat diperhatikan, karena jika ia menolak kelompok tersebut maka nyawanya bisa terancam. Tidak hanya itu, Gumara juga harus dihadapkan kepada dua gadis cantik, Karina dan Pitaloka. Mereka keturunan manusia harimau, maka keduanya memiliki kesaktian dan pintar. Mereka berdua juga bersekolah di tempat Gumara mengajar.
Gumara terlibat lebih dalam di lingkungan Kumayan. Awalnya ia hanya ingin menjadi guru yang mengajar fisika dan matematika serta mengenal sejarah hidup silsilah keluarganya, tetapi ternyata kehadirannya di Desa Kumayan menimbulkan kemelut yang berkelanjutan.

Daftar pemeran 


Pemeran

Peran

Samuel Zylgwyn

Gumara Peto Alam

Ochi Rosdiana

Pitaloka

Anthony Xie

Dasa Laksana (Pemburu Hewan Liar)

Syahnaz Sadiqah

Karina

Boy Hamzah

Humbalang

Ammar Zoni

Rajo Langit

Adjie Pangestu

Lebai Karat

Willy Dozan

Harimau Tunggal/Ki Tunggal

Samuel Rizal

Erik Laksana

Sigit Hardadi

Putih Kelabu / Atuk Abu

Juan Christian

Limbubu

Cut Meyriska

Putri Semindang Rindu

Amoroso Katamsi

Jamhur (kepala sekolah)

Ranty Maria

Ratna

Leon Dozan

Arsya

Ichal Muhammad

Rifai Paliki

Alifian Putra

Medi

Aura Nabilla Izzathi

Farah

Wina Zulfiana

Puyang Tunggal

Shaheila Gianetti

Lolita

Meriam Bellina

Ratu Hangcinda

Aldisar Syafar

Yunus

Ratu Dewi Imasy

Ratih

Connie Sutedja

Neneknya Gumara

Chandra Sundawa

Badrul

Krisna Murti

Pak Jhoni

Wike Afiyanti

Tudung Merah

Mayang Wulandari

Pinna

Maria Lynch

Nina

Vera Detty

Ibunya Medi

Joseph Hungan

Ki Rotan

Dhany Ardan

Panglima Artaya

Riyanto RA

Rahman

Sylvia Pudjoningsih

Puspa

Maria Glennon

Puyang Maut

Pepi Febiyanti

Tebat Hijau

Carissa Elfarizi

Tia (Ibunya Cempaka)

Vivian Alamsyah

Ratu Saga

Obar Sobari

Zahyadi

Dewi Natalia

Melly

Ryan Septiandy Ismail

Resta

Faza Nadhirah

Cempaka

Habibi

Jelatang

Devi Lanni


Barry Prabu

Pungka