Gundala adalah tokoh
komik ciptaan
Hasmi yang muncul pertama kali dalam komik
Gundala Putra Petir pada tahun
1969. Genre komik adalah Fantasi. Jelas tampak pengaruh
komik pahlawan super Amerika pada desain karakter maupun jenis kekuatannya, meskipun alur ceritanya bergaya
Indonesia. Lokasi cerita sering digambarkan di kota
Yogyakarta meskipun dalam filmnya pada tahun
1982 diceritakan berada di
Jakarta. Gundala termasuk karakter komik yang cukup populer di Indonesia selain
Si Buta dari Gua Hantu,
Panji Tengkorak, dan
Godam.
Latar belakang
Gundala diciptakan Hasmi menyusul populernya cerita pahlawan super di dunia komik pada tahun 1960-an. Ide kekuatan Gundala yang berupa petir menurut Hasmi didapat dari tokoh legenda Jawa Ki Ageng Sela yang diceritakan bisa menangkap petir. Sementara bentuk fisik Gundala sendiri mendapat inspirasi dari bentuk karakter The Flash ciptaan Gardner Fox dari DC Comics
Asal-usul
Seorang peneliti jenius bernama Sancaka menemukan serum anti petir. Tenggelam dalam ambisinya sebagai seorang
ilmuwan,
dia melupakan hari ulang tahun Minarti, kekasihnya, yang berakibat
putusnya hubungan mereka. Sancaka yang patah hati berlari dengan hati
galau di tengah hujan deras. Tiba-tiba sebuah
petir menyambarnya. Dalam keadaan
koma ia ditarik oleh suatu kekuatan dari
planet
lain dan diangkat anak oleh raja Kerajaan Petir yang bergelar Kaisar
Kronz, sekaligus diberkati kemampuan super yaitu bisa memancarkan
geledek dari telapak tangannya.
[2] Raja Taifun dari kerajaan Bayu memberinya kekuatan lari secepat angin.
[3]
Sejak itulah, pada waktu-waktu tertentu, ia tampil sebagai jagoan
penumpas kejahatan berpakaian hitam ketat dengan sepatu dan cawat
berwarna merah. Wajahnya tertutup topeng, hanya tampak mata dan
mulutnya, di sisi topengnya terdapat hiasan seperti sayap burung. Ia
adalah kawan mereka yang lemah dan musuh bagi para pencoleng.
Riwayat
GhazulGundala bertemu untuk kali pertama dengan musuh bebuyutannya, Ghazul, dalam "Dokumen Candi Hantu" (1969).