Minggu, 14 September 2014

Manusia Harimau di MNCTV Bikin Penasaran, Bisakah Menyaingi Senitron GGS?

Manusia Harimau adalah sebuah seri sinetron terbaru yang tayang di MNCTV, dengan tema fantasi romantis ala film Twilight. Sebagai pendatang baru dengan tema yang cukup familiar untuk pemirsa–sebelumnya sudah ada GGS di SCTV– tentu perjuangan Manusia Harimau harus lebih keras lagi dalam hal merebut rating. Apalagi jam tayang sinetron ini pas bersamaan dengan GGS serta CHSI yang dimulai pukul 19.00-20.00 WIB.
Manusia Harimau di MNCTV Bikin Penasaran, Bisakah Menyaingi Senitron GGS? Untuk itu sinetron produksi MD Entertainment ini tak mau kalah dengan memasang artis yang juga telah dikenal oleh masyarakat seperti Randy Pangalila, Vebby Palwinta, Kevin Kambey, Sarah Watson, Vita Mariana juga Shandy Sharief.
Walau bertema hampir sama, namun Manusia Harimau mencoba menawarkan efek khusus serta jalan cerita yang lebih baik. Disutradarai oleh Bambang Irawan serta Aviv Elham sebagai penulis skenarionya, sinetron ini memang layak Anda simak sebagai alternatif hiburan saat beristirahat usai aktifitas.
Kisahnya berawal dari Randy Pangalila yang memerankan Arga, berulang tahun ke 17. Murid SMA itu secara tiba-tiba merasakan keanehan dalam dirinya. Beberapa bagian tubuh pemuda itu seperti bertransformasi menjadi harimau, binatang buas yang menakutkan.
Dirinya ketakutan menghadapi kenyataan bahwa ia dikutuk menjadi manusia harimau, padahal saat itu ia sedang menyukai seorang gadis di SMA yang sama bernama Citra.
Arga pun akhirnya menyadari bahwa perubahan tersebut terjadi jika ia marah. Bembi, sahabatnya yang akhirnya menyadari keanehan Arga serta berusaha untuk membuat Arga tak marah.
Nah, yang membuat sinetron ini seru adalah bahwa perubahan menjadi manusia harimau tak hanya dialami oleh Arga saja, melainkan juga oleh seorang pemuda lain bernama Siswono. Lucunya, Siswono ini pun ternyata menyukai Citra.
Sudah bisa menebak jalan ceritanya? Iya, mereka berdua, Arga dan Siswono beberapa kali akhirnya dilanda konflik dan bertarung dalam bentuk Manusia Harimau. Jadi bisakah sinetron ini menjadi rival dari GGS? Kita lihat saja nanti.

GGS DAN MANUSIA HARIMAU

WAh .......?
  Udah enggak kawan tertanya GGS uadah ada saingannya .yaitu MANUSIA HARIMAU dan dari segi ceritanya hampir sama tapi ada beberapa yang beda menurut ku.ketika menjadi vampire atau serigala mereka harus di gigit dulu.Dan sedangkan di MANUSIA HARIMAU.mereka tidak melalui gigitan melain ketika mereka berusia 17 Tahun.dan yang saya heran lagi kenapa pada bulan purnama kekuatan manusia harmau  atau singa meningkat sama seperti manusia serigala di GGS .

  Dan persamaan yang sama sama permusuhan antara dua suku atau ras di GGS permusuhan bangsa serigala dan vampire untuk menlamatkan darah suci.sedangkan di MAUSIA HARIMAU.Permusuhan Bangsa harimau dan Singa untuk menyelamtkan keturun harimau karena sesama keturunan harimau tidak boleh  menikah maka akan terjadi kematian 

 Akan tetapi dari segi ceritanya apakah manusia harimau akan mampu bersaing dengan ggs (GANTENG GANTENSERIGALA) akankah sebaliknya, 
  Dan hanya itu saja yang tahu dan yang tulis  untuk lebih jelasnya tonton aja yah

Selasa, 09 September 2014

MANUSIA hARIMAU

Arga (Randy Pangalila) adalah cowok culun yang merupakan siswa SMA Bunga bangsa. Suatu hari setelah ulang tahunnya yang ke 17, ia mendapatkan fenomena yang menakjubkan. Mendadak tubuhnya berubah menjadi cowok macho, jago basket dan lebih menakjubkan lagi, ia berubah menjadi manusia harimau. Arga kini punya kekuatan yang luar biasa karena ia adalah manusia harimau. Awalnya Arga tidak memercayai perubahannya sebagai manusia harimau ini, tapi Bembi (Ryan Wijaya), sahabat karibnya yang culun tapi pintar, selalu mencari informasi di Google untuk mendapatkan informasi tentang keanehan yang dialaminya, hingga Bembi meyakini Arga adalah manusia keturunan harimau.
Arga sering terganggu dengan kehebatan yang ia miliki, karena Arga ketika dalam emosi tertentu sering berubah menjadi manusia harimau, dan nafsu untuk membunuh itu selalu muncul. Seringkali perubahan Arga yang tidak terkontrol ini membuat Arga menjadi kacau, tapi Bembi tidak tinggal diam. Bembi terus mencari informasi dengan di Google untuk mencari cara bagaimana mengendalikan emosi manusia harimau. Ahirnya, Bembi menemukan caranya, yakni dengan mengingat orang yang dicintainya, maka Arga akan bisa mengalihkan emosi manusia harimau. Cara ini cukup membantu Arga lebih tenang. Arga selalu mengingat Citra (Vebby Palwinta) jika emosi tertentu itu muncul dan dirinya akan berubah menjadi manusia harimau.
Arga dan Bembi sangat terkejut mengetahui ternyata Bara (Kevin Kambey), Reno (Elscant), dan Bombom (Indra Kharisma) adalah manusia keturunan singa. Mereka ternyata membawa dendam masa lalu, untuk memusnahkan manusia harimau. Lambat laun, Arga dan Citra semakin dekat. Mereka pun merasakan getaran dalam hatinya untuk saling mencintai. Siswono (Shandy Syarief) mengetahui hal ini, dan juga meyakini Arga adalah manusia harimau. Seketika Siswono ingin memusnahkan Arga, karena Siswono tidak ingin Citra meninggal karena cintanya. Sebab, sesama keturunan manusia harimau tidak boleh saling menikah. Siswono takut jika ia tidak segera memisahkan Citra dan Arga, maka suatu saat nanti mereka akan menikah. Kemudian kematianlah yang akan menjadi kutukannya 

Kamis, 24 Juli 2014

Gundala (pahlawan super indonesia)Gundala adalah tokoh komik ciptaan Hasmi yang muncul pertama kali dalam komik Gundala Putra Petir pada tahun 1969. Genre komik adalah Fantasi. Jelas tampak pengaruh komik pahlawan super Amerika pada desain karakter maupun jenis kekuatannya, meskipun alur ceritanya bergaya Indonesia. Lokasi cerita sering digambarkan di kota Yogyakarta meskipun dalam filmnya pada tahun 1982 diceritakan berada di Jakarta. Gundala termasuk karakter komik yang cukup populer di Indonesia selain Si Buta dari Gua Hantu, Panji Tengkorak, dan Godam.

Gundala adalah tokoh komik ciptaan Hasmi yang muncul pertama kali dalam komik Gundala Putra Petir pada tahun 1969. Genre komik adalah Fantasi. Jelas tampak pengaruh komik pahlawan super Amerika pada desain karakter maupun jenis kekuatannya, meskipun alur ceritanya bergaya Indonesia. Lokasi cerita sering digambarkan di kota Yogyakarta meskipun dalam filmnya pada tahun 1982 diceritakan berada di Jakarta. Gundala termasuk karakter komik yang cukup populer di Indonesia selain Si Buta dari Gua Hantu, Panji Tengkorak, dan Godam.

Latar belakang

 Gundala diciptakan Hasmi menyusul populernya cerita pahlawan super di dunia komik pada tahun 1960-an. Ide kekuatan Gundala yang berupa petir menurut Hasmi didapat dari tokoh legenda Jawa Ki Ageng Sela yang diceritakan bisa menangkap petir. Sementara bentuk fisik Gundala sendiri mendapat inspirasi dari bentuk karakter The Flash ciptaan Gardner Fox dari DC Comics 


Asal-usul 

Seorang peneliti jenius bernama Sancaka menemukan serum anti petir. Tenggelam dalam ambisinya sebagai seorang ilmuwan, dia melupakan hari ulang tahun Minarti, kekasihnya, yang berakibat putusnya hubungan mereka. Sancaka yang patah hati berlari dengan hati galau di tengah hujan deras. Tiba-tiba sebuah petir menyambarnya. Dalam keadaan koma ia ditarik oleh suatu kekuatan dari planet lain dan diangkat anak oleh raja Kerajaan Petir yang bergelar Kaisar Kronz, sekaligus diberkati kemampuan super yaitu bisa memancarkan geledek dari telapak tangannya.[2] Raja Taifun dari kerajaan Bayu memberinya kekuatan lari secepat angin.[3]
Sejak itulah, pada waktu-waktu tertentu, ia tampil sebagai jagoan penumpas kejahatan berpakaian hitam ketat dengan sepatu dan cawat berwarna merah. Wajahnya tertutup topeng, hanya tampak mata dan mulutnya, di sisi topengnya terdapat hiasan seperti sayap burung. Ia adalah kawan mereka yang lemah dan musuh bagi para pencoleng.

Riwayat

GhazulGundala bertemu untuk kali pertama dengan musuh bebuyutannya, Ghazul, dalam "Dokumen Candi Hantu" (1969).

PT Dirgantara Indonesia Dan Sejarah Industri Penerbangan Di Indonesia





PT Dirgantara Indonesia
Evolusi Dan Sejarah Industri Penerbangan Indonesia (PT Dirgantara Indonesia)

Pesawat merupakan sarana transportasi yang memiliki arti penting bagi pembangunan ekonomi dan pertahanan, mengingat bahwa Indonesia adalah sebuah Negara kepulauan dengan kondisi geografis yang sulit untuk diakses tanpa sarana transportasi yang memadai. Dari kondisi tersebut muncul pemikiran bahwa sebagai sebuah negara kepulauan Indonesia berada dalam posisi untuk memiliki industri maritim dan penerbangan. Hal ini yang mendorong lahirnya industri pesawat terbang di Indonesia.

Industri penerbangan Indonesia sebelum masa kemerdekaan

Gatotkaca adalah tokoh yang sangat legendaris dalam dunia pewayangan. Konon Gatotkaca adalah tokoh yang asli diciptakan oleh dunia pewayangan Indonesia yang dalam cerita Mahabrata sebenarnya tidak ada. Kepopuleran tokoh Gatotkaca sudah cukup menggambarkan bahwa sudah sejak lama orang Indonesia ingin memiliki kemampuan untuk terbang. Maka tidak heran jika kemudian industri penerbangan di Indonesia sudah tumbuh jauh sebelum masa kemerdekaan.

Pada masa kolonial Belanda, penguasa waktu itu tidak memiliki program perancangan pesawat terbang. Mereka hanya melakukan serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pembuatan lisensi serta evaluasi teknis dan keselamatan untuk semua pesawat terbang yang beroperasi di wilayah Indonesia.

Pada tahun 1914, di Surabaya didirikan lembaga penguji penerbangan yang bertugas dalam pengkajian kinerja pesawat untuk pengoperasian di daerah tropis. Lalu pada tahun 1930 dibentuk seksi produksi pesawat terbang yang menghasilkan pesawat Canadian Avro-AL, sebuah pesawat yang bodinya terbuat dari kayu lokal. Untuk selanjutnya fasilitas produksi seksi ini dipindahkan ke Lapangan Udara Andir (sekarang Bandara Husein Sastranegara). Pada periode tersebut penerbangan cukup banyak diminati dengan adanya beberapa pesawat yang dibuat oleh perorangan.

Pada tahun 1937, atas permintaan seorang pengusaha lokal, beberapa pemuda Indonesia yang dipimpin oleh Tossin membuat pesawat terbang di sebuah bengkel yang terletak di Jl. Pasirkaliki, Bandung. Mereka menamai pesawat buatanya dengan nama PK. KKH. Pesawat ini pernah mengejutkan dunia penerbangan karena telah menunjukkan kemampuannya untuk terbang ke Belanda dan daratan Chine vice versa. Sebelumnya, sekitar tahun 1922, Indonesia bahkan telah terlibat dalam modifikasi pesawat di sebuah rumah pribadi di Jl. Cikapundung, Bandung.

Pada tahun 1938, atas permintaan LW. Walraven dan MV. Patist, pesawat PK. KKH didesain ulang menjadi pesawat yang lebih kecil dan diproduksi di sebuah bengkel yang berlokasi di Jl. Kebon Kawung, Bandung.


Setelah kemerdekaan Indonesia


N-250
Setelah Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tahun 1945, kesempatan bagi Indonesia untuk mewujudkan impian memproduksi pesawat buatan sendiri segera terbuka luas. Sejak saat itu orang Indonesia mulai sangat menyadari bahwa sebagai sebuah negara kepulauan Indonesia selalu akan membutuhkan sarana transportasi udara untuk kelancaran roda pembangunan, pemerintahan, ekonomi dan pertahanan nasional.

Pada tahun 1946, Biro Perencanaan & Konstruksi didirikan oleh TRI-Udara Angkatan Udara Indonesua (sekarang TNI-AU). Lalu dengan disponsori oleh Wiweko Supono, Nurtanio Pringgoadisurjo, dan Sumarsono, sebuah lokakarya khusus didirikan di Magetan, dekat Madiun, Jawa Timur. Dari bahan sederhana berupa sejumlah Zogling, mereka membuat pesawat ringan NWG-1 (pesawat layang). Pembuatan pesawat ini juga melibatkan Tossin yang dibantu oleh Ahmad dan kawan-kawan. Enam unit pesawat jenis itu telah dibuat dan digunakan untuk mengembangkan kepentingan penerbangan Indonesia dan pada saat yang sama memperkenalkan dunia penerbangan untuk calon pilot yang dipersiapkan untuk mengikuti pelatihan penerbangan di India.

Kemudian pada 1948 mereka berhasil membuat mesin pesawat pertama, yang merupakan modifikasi dari mesin Harley Davidson, WEL-X. Mesin ini dirancang oleh Wiweko Supono dan pesawat buatan mereka selanjutnya dikenal dengan nama RI-X. Pada era ini ditandai dengan munculnya sejumlah klub Aeromodelling. Tapi mereka terpaksa menghentikan kegiatan ini dikarenakan timbulnya pemberontakan komunis di Madiun dan agresi Belanda.

Pada periode ini kegiatan penerbangan di Indonesia lebih ditekankan sebagai bagian dari revolusi fisik untuk pertahanan negara. Pada masa ini juga lahir pesawat-pesawat yang dimodifikasi untuk misi tempur. Agustinus Adisutjipto adalah tokoh yang sangat berperan dalam periode ini. Beliau telah merancang dan menguji sendiri pesawat terbang hasil rancangannya pada medan pertempuran udara yang sesungguhnya. Beliau memodifikasi pesawat Cureng ke dalam versi serangan darat.

Setelah masa Agresi Belanda berakhir, kegiatan yang disebutkan di atas kemudian dilanjutkan kembali di lapangan udara Andir (Bandar Udara Husein Sastranegara), Bandung. Pada tahun 1953 kegiatan tersebut dilembagakan menjadi Seksi Percobaan yang memiliki 15 orang anggota. Seksi Percobaan berada di bawah pengawasan Komando Depot Perawatan Teknik Udara, dipimpin oleh Mayor Udara Nurtanio Pringgoadisurjo.

Berdasarkan desain Nurtanio, pada tanggal 1 Agustus 1954 seksi ini berhasil menerbangan prototipe pesawat 'Si Kumbang'. Sebuah pesawat terbang yang keseluruhan konstruksinya sudah dibuat dari bahan logam dengan kapasitas satu orang. Pesawat ini diproduksi sebanyak tiga unit.

Pada 24 April 1957, berdasarkan keputusan Kepala Staf Angkatan Udara Indonesia Nomor 68, Seksi Percobaan itu ditambahkan ke dalam sebuah organisasi yang lebih besar yang disebut Sub Depot Penyelidikan, Percobaan & Pembuatan.

Pada tahun 1958, prototipe pesawat latih "Belalang 89" berhasil diterbangkan. Pesawat ini diproduksi sebanyak 5 unit dan dimanfaatkan melatih calon pilot pada Akademi Angkatan Udara dan Pusat Penerbangan Angkatan Darat. Pada tahun yang sama, pesawat olah raga "Kunang 25" diterbangkan. Tujuan dari pembuatan pesawat ini adalah untuk memotivasi generasi muda di Indonesia agar tertarik dalam bidang pembuatan pesawat.

Untuk meningkatkan pengetahuan dalam bidang industri penerbangan, selama periode 1960 hingga 1964, Nurtanio dan tiga orang Indonesia lainnya dikirim ke Far Eastern Air Transport Incorporated (FEATI) Filipina, salah satu universitas penerbangan pertama di Asia. Setelah menyelesaikan studinya, mereka kembali ke Bandung dan bekerja untuk LAPIP (Lembaga Persiapan Industri Penerbangan).

Upaya membangun industri pesawat terbang


CN-235
Sejalan dengan prestasi yang telah diperoleh dan dalam rangka mengembangkan hasil yang sudah dibuat, berdasarkan Keputusan Kepala Staf Angkatan Udara Indonesia No 488 bulan Agustus 1960, didirikanlah Lembaga Persiapan Industri Penerbangan (LAPIP). Lembaga ini diresmikan pada tanggal 16 Desember 1961 dan bertugas untuk mempersiapkan pendirian industri penerbangan dengan kemampuan untuk mendukung kegiatan penerbangan nasional di Indonesia.

Berkaitan dengan hal tersebut, pada tahun 1961 LAPIP menandatangani perjanjian kerjasama dengan CEKOP, industri pesawat terbang Polandia, untuk membangun industri pesawat terbang di Indonesia. Kontrak ini meliputi pembangunan fasilitas manufaktur pesawat terbang, pelatihan SDM. Selanjutnya LAPIP berhasil memproduksi pesawat di bawah lisensi yang bernama PZL-104 Wilga yang kemudian dikenal sebagai Gelatik. Pesawat Gelatik diproduksi hingga 44 unit ini digunakan untuk mendukung kegiatan pertanian, transportasi ringan dan aero-club.

Melalui Keputusan Presiden, KOPELAPIP (Komando pelaksana Industri Pesawat Terbang) atau Eksekutif Komando Persiapan Industri Penerbangan dan PN. Industri Pesawat Terbang Berdikari didirikan pada tahun 1965. Tapi sayang sekali, pada bulan Maret 1966 Nurtanio meninggal dunia saat pengujian pesawat terbang. Untuk menghargai kontribusinya yang berharga terhadap pengembangan penerbangan di tanah air, KOPELAPIP dan PN. Industri Pesawat Terbang Berdikari kemudian digabungkan menjadi LIPNUR (Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio). Dalam pengembangan selanjutnya LIPNUR menghasilkan pesawat latih dasar yang disebut LT-200. Dan lembaga ini difungsikan untuk purna jual-jasa, pemeliharaan, serta perbaikan & overhaul pesawat terbang.

Pada tahun 1962, berdasarkan Keputusan Presiden, didirikanlah Teknik Penerbangan ITB yang merupakan bagian dari Departemen Mesin. Oetarjo Diran dan Liem Keng Kie adalah perintis dari bagian penerbangan ini. Kedua tokoh ini termasuk dalam Overseas Student Scholarship Program. Pada wal 1958, melalui program ini, sejumlah mahasiswa Indonesia dikirim ke luar negeri (Eropa dan Amerika Serikat). Sementara itu beberapa usaha lain dalam merintis pendirian industri pesawat terbang juga telah dilakukan oleh seorang pemuda Indonesia, BJ Habibie, dari tahun 1964 hingga 1970-an.

Industri Penerbangan Indonesia

Lima faktor utama yang memimpin ke arah pendirian IPTN adalah:

  1. Ada beberapa orang Indonesia yang telah lama bermimpi untuk membangun pesawat terbang dan mendirikan sebuah industri pesawat terbang di Indonesia
  2. Beberapa orang Indonesia yang memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk membangun pesawat dan industri pesawat terbang
  3. Beberapa orang Indonesia yang di samping menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan mereka juga berdedikasi tinggi untuk memanfaatkan keahlian mereka untuk pendirian industri pesawat terbang
  4. Beberapa orang Indonesia yang ahli di bidang pemasaran dan penjualan pesawat baik untuk lingkup nasional dan internasional
  5. Kemauan politik dari Pemerintah
Integrasi menyelaraskan faktor tersebut di atas telah melahirkan industri pesawat terbang IPTN dengan fasilitas yang memadai. Itu semua diawali oleh seorang Bacharuddin Jusuf Habibie (BJ Habibie) yang lahir di Pare-pare, Sulawesi Selatan, pada tanggal 25 Juni 1936. Beliau lulusan Aachen Technical High Learning, Aircraft Construction Department, dan kemudian bekerja di MBB (Masserschmitt Bolkow Blohm), industri pesawat terbang di Jerman sejak tahun 1965.

Ketika BJ Habibie akan mendapatkan gelar doktornya pada tahun 1964, beliau memiliki keinginan yang kuat untuk kembali ke tanah air dan berpartisipasi dalam program pembangunan bidang industri penerbangan di Indonesia. Tapi pengelola KOPELAPIP menyarankan agar beliau melanjutkan studinya sambil menunggu kemungkinan membangun industri pesawat terbang. Selanjutnya pada tahun 1966 saat Adam Malik menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia dan berkunjung ke Jerman, beliau meminta Habibie untuk menyumbangkan pikirannya pada realisasi industri penerbangan di Indonesia.

Menyadari bahwa upaya mendirikan sebuah industri pesawat terbang tidak akan mungkin dilakukan olehnya sendiri, Habibie memutuskan untuk mulai merintis untuk mempersiapkan tenaga terampil yang tinggi pada waktu yang ditentukan bisa setiap saat digunakan oleh industri pesawat terbang masa depan di Indonesia. Habibie segera membentuk tim sukarela. Dan pada awal 1970 tim ini dikirim ke Jerman untuk mulai bekerja dan belajar ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang penerbangan di HFB / MBB, di mana Habibie bekerja, untuk melaksanakan perencanaan awal mereka.

Pada periode yang sama, kegiatan serupa juga dipelopori oleh Pertamina dalam kapasitasnya sebagai agen pembangunan Indonesia. Dengan kapasitasnya Pertamina berhasil mendirikan Krakatau Steel Industri. Ibnu Sutowo menyumbangkan pemikirannya bahwa proses transfer teknologi dari negara maju harus dilakukan dengan konsep yang jelas dan berorientasi nasional.


N-219
Pada awal Desember 1973, Ibnu Sutowo bertemu dengan Habibie di Dusseldorf, Jerman, di mana ia memberikan penjelasan kepada Habibie tentang rencana pendirian industri pesawat terbang di Indonesia. Hasil dari pertemuan tersebut adalah penunjukan Habibie sebagai Penasihat Utama Pertamina, dan ia diminta untuk segera kembali ke Indonesia.

Pada awal Januari 1974, langkah yang menentukan pendirian industri pesawat terbang telah diambil. Realisasi pertama adalah pembentukan divisi baru yang khusus dalam teknologi canggih dan teknologi penerbangan. Dua bulan setelah pertemuan Dusseldorf, pada 26 Januari 1974, Habibie dipanggil oleh Presiden Soeharto. Pada pertemuan tersebut Habibie diangkat sebagai Penasehat Presiden di bidang teknologi. Ini adalah hari pertama bagi Habibie untuk memulai misi resminya.

Pertemuan-pertemuan ini mengakibatkan kelahiran ATTP (Advanced Technology & Teknologi Penerbangan Pertamina) Divisi yang menjadi tonggak untuk pembentukan BPPT dan bagian dari IPTN. Pada bulan September 1974, ATTP menandatangani perjanjian dasar kerjasama lisensi dengan MBB Jerman dan CASA Spanyol untuk produksi helikopter BO-105 dan pesawat sayap tetap NC-212.

Ketika upaya pendirian telah menunjukkan bentuknya, ada masalah yang dihadapi oleh Pertamina yang berpengaruh terhadap keberadaan ATTP, proyek dan program industri pesawat terbang. Namun menyadari bahwa Divisi ATTP dan proyeknya adalah sebuah kendaraan untuk mempersiapkan Indonesia untuk 'lepas landas' pada Pelita VI, Pemerintah memutuskan untuk melanjutkan pendirian industri pesawat terbang dengan segala konsekuensinya.

Berdasarkan hal ini, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.12 tanggal 5 April 1976, penyusunan industri pesawat terbang dibuat. Melalui peraturan ini semua penyediaan aset, fasilitas dan potensi adalah akumulasi dari aset Divisi ATTP milik Pertamina yang telah disiapkan untuk pendirian industri pesawat terbang dengan aset LIPNUR, Angkatan Udara Indonesia, sebagai modal dasar bagi industri pesawat terbang. Modal dasar ini diharapkan untuk mendukung pertumbuhan industri pesawat terbang yang mampu menjawab semua tantangan.

Pada tanggal 26 April 1976, berdasarkan Akte Notaris No 15 di Jakarta, PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio secara resmi didirikan dengan Dr BJ. Habibie sebagai Direktur Utama. Ketika sarana fisik industri ini selesai, pada Agustus 1976 Presiden Soeharto meresmikan industri pesawat terbang ini. Pada tanggal 11 Oktober 1985, PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio berganti nama menjadi PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara atau IPTN.

Pada tahap ini cakrawala baru pertumbuhan industri pesawat terbang modern dan lengkap di Indonesia baru saja dimulai. Dan dalam periode ini juga semua aspek infrastruktur, fasilitas, sumber daya manusia, hukum dan peraturan, yang berkaitan dan mendukung keberadaan industri pesawat terbang tersebut menjadi terorganisir. Pada periode 1960-an dan 1970-an hal ini belum dilaksanakan. Selain itu, industri mengembangkan teknologi yang progresif dan konsep transformasi industri yang nyata untuk memberikan hasil optimal dalam upaya menguasai teknologi penerbangan dalam waktu yang relatif singkat, 20 tahun.

IPTN memiliki pandangan bahwa transfer teknologi harus dilaksanakan secara terpadu dan lengkap dan mencakup perangkat keras, perangkat lunak serta perangkat otak dimana manusia adalah inti. Manusia yang memiliki kemampuan dan kemauan keras dalam bidang ilmu pengetahuan, teori dan keahlian serta mengimplementasikannya dalam kerja keras. Nurtanio telah menerapkan filosofi transfer teknologi yang disebut "Begin at the End and End at the Beginning". Ini adalah filosofi untuk menyerap teknologi maju secara progresif dan bertahap dalam suatu proses integral dan didasarkan pada kebutuhan obyektif Indonesia. Melalui filosofi ini kemudian dikuasai secara menyeluruh, bukan hanya secara material tetapi juga kemampuan dan keahlian. Filosofi ini juga beradaptasi dengan setiap perkembangan dan kemajuan yang dicapai oleh negara-negara lain.

Filosofi ini mengajarkan bahwa di dalam bangunan pesawat tidak selalu dimulai dari komponen, tetapi langsung mempelajari akhir suatu proses (pesawat yang sudah dibangun), kemudian kebalikannya melalui tahapan manufaktur komponen. Tahapan alih teknologi dibagi menjadi:

* Tahap pemanfaatan teknologi yang ada / Lisensi Program
* Tahap Integrasi Teknologi
* Tahap Pengembangan Teknologi
* Tahap Penelitian Dasar

Sasaran dari fase pertama adalah penguasaan kemampuan manufaktur, dan pada saat yang sama menentukan jenis pesawat yang memenuhi kebutuhan dalam negeri, hasil penjualan digunakan untuk mendukung kemampuan bisnis perusahaan. Ini dikenal sebagai metode produksi yang progresif. Tahap kedua bertujuan untuk menguasai desain serta kemampuan manufaktur. Tahap ketiga adalah bertujuan untuk meningkatkan kemampuan desain. Dan fase keempat adalah bertujuan untuk menguasai ilmu-ilmu dasar dalam rangka mendukung pengembangan produk baru yang lebih baik.

Paradigma baru, nama baru

Selama 24 tahun terakhir berdirinya, IPTN telah mampu dan berhasil melakukan transfer teknologi penerbangan canggih dan terbaru, kebanyakan dari belahan bumi Barat, untuk Indonesia. IPTN telah berpengalaman dalam desain, pengembangan, dan manufaktur pesawat kecil untuk komuter regional menengah.
Dalam menghadapi sistem pasar global yang baru, Nurtanio merumuskan kembali dirinya untuk 'Nurtanio 2000' yang menekankan pada penerapan baru, berorientasi bisnis, strategi untuk memenuhi situasi saat ini dengan struktur baru. Program restrukturisasi meliputi reorientasi bisnis, Perampingan dan menyusun sumber daya manusia dengan beban kerja yang tersedia, dan berdasarkan kapitalisasi pasar yang lebih terfokus dan misi bisnis terkonsentrasi.
PT. Nurtanio kini menjual kemampuan di bidang teknik, dengan menawarkan jasa desain untuk menguji aktivitas, manufaktur, pesawat terbang dan komponen non-pesawat, dan layanan purna jual.
Seiring dengan perkembangan berikutnya, nama IPTN telah diubah menjadi PT. Dirgantara Indonesia yang diresmikan pada tanggal 24 Agustus 2000 di Bandung oleh Alm. KH. Abdurrahman Wahid yang pada waktu itu menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.

Sejarah PT. Gintara Indonesia



  1. Semenjak Revolusi dan Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tahun 1945. Pembuatan pesawat terbang di Indonesia telah dirintis oleh satuan-satuan amgkatan udara. Sejak saat itu orang Indonesia menyadari bahwa sebagai negara kepulauan Indonesia selalu akan membutuhkan sarana transportasi udara, darat, dan laut. Alat tarnsportasi tersebut berguna untuk kelancaran roda pembangunan di segala bidang maupun dari strategi pertahanan keamanan.

  2. Pada tahun 1946, didirikan Biro Perencanaan dan Konstruksi oleh TRI-Udara Angkatan Udara Indonesia (sekarang TNI-AU) yang di pelopori  oleh Wiweko Supono, Nurtanio Pringgoadisurjo, dan Sumarsono, yang mengambil tempat di Magetan, dekat Madiun, Jawa Timur. Pesawat yang pertama kali dibuat pada saat itu adalah NWG-1 (pesawat layang).

  3. Kemudian pada tahun 1948 mereka berhasil membuat mesin pesawat pertama yang merupakan modifikasi dari mesin Harley Davidson, mesin pesawat ini diberi nama WEL-X. Mesin WEL-X dirancang oleh Wiweko Supono dan pesawat buatan mereka selanjutnya dikenal dengan nama RI-X. Kegiatan pembuatan RI-X terpaksa dihentikan karena terjadi pemberontakan komunis di Madiun dan agresi Belanda.  

  4. Setelah masa Agresi Belanda berakhir, kegiatan yang disebutkan di atas kemudian dilanjutkan kembali di lapangan udara Andir (Bandar Udara Husein Sastranegara), Bandung. Pada tahun 1953 kegiatan tersebut dilembagakan menjadi Seksi Percobaan yang memiliki 15 orang anggota. Kegiatan ini berada dibawah pengawasan Komando Depot Perawatan Teknik Udara, yang dipimpin oleh Mayor Udara Nurtanio Pringgoadisurjo.

  5. Pada tanggal 1 Agustus 1954 berhasil menerbangkan prototype pesawat “Si Kumbang”. Sebagai penghargaan kepada para desain dan para pekerja pembuat pesawat “Si Kumbang”, maka dewasa ini pesawat dijadikan monumen di depan gedung utama PT. Dirgantara Indonesia.

  6.  Sesuai surat keputusan kepala staff Angkatan Udara No. 68 Tanggal 22 April 1957 Seksi percobaan ditiadakan dan ditingkatkan menjadi Sub Depot Penyelidikan, Percobaan dan Pembuatan.

  7. Pada tahun 1958 berhasil menerbangkan prototype pesawat latih dasar dengan nama “Si Belalang 89” dan pesawat olah raga “Si Kunang 25”. Pesawat ini sekarang disimpan di museum TNI AU di Jakarta. Selain dari pada itu, usaha – usaha untuk membuat pesawat Helikopter telah dilakukan dengan membuat prototypenya yang diberi nama “Si Keeping”, ”Si Manyang” dan “Kolentang”.

  8. Sejalan dengan perkembangan bangsa Indonesia dan sesuai dengan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai serta untuk lebih meningkatkan kemampuan dalam industri pesawat terbang ini maka sesuai dengan keputusan Menteri Kepala Staff Angkatan Udara No. 448 Tanggal 1 Agustus 1960, didirikanlah Lembaga Persiapan Industri Penerbangan ( LAPIP ). LAPIP diresmikan pada tanggal 16 Desember 1961. Lembaga ini disiapkan oleh pemerintah untuk menyiapkan unit penerbangan di Indonesia yang nantinya mampu memberikan bantuan logistik kepada dunia penerbangan Indonesia sehingga mengurangi ketergantungan Indonesia kepada luar negeri baik dengan produksi sendiri, pesawat terbang maupun dalam menyiapkan suku cadangnya. Disamping itu menyiapkan personil baik dalam jumlahnya maupun dalam keterampilannya serta kemampuanya.

  9.  Untuk dapat mengembangkan LAPIP secara lebih cepat serta menyerap teknologi pembuatan pesawat terbang yang lebih maju dan kemajuan mengelola pabriknya secara lebih terarah, maka pada tahun 1961 pemerintah Indonesia yang diwakili oleh LAPIP telah menandatangani kontrak kerjasama dengan CEKOP (industri pesawat terbang Polandia) mengenai pembangunan fasilitas manufaktur pesawat terbang, dan pelatihan SDM.

  10. LAPIP berhasil memproduksi pesawat dibawah lisensi yang bernama PZL-104 Wilga yang kemudian dikenal sebagai Gelatik. Pesawat Gelatik ini dapat menampung empat penumpang serta bermesin tunggal (monoplane). Pesawat ini dilengkapi dengan kemampuan Take off dan Landing dengan jarak yang pendek (Short Take Off Landing).

  11. Pada tanggal 21 Maret 1966 Marsekal pertama Nurtanio gugur dalam kecelakaan pesawat terbang, sebagai tanda penghormatan atas jasa beliau, maka LAPIP diubah namanya menjadi Lembaga Industri Pesawat Terbang Nurtanio (LIPNUR).

  12. Dengan mempertimbangkan kebutuhan pesawat latih dasar, baik bagi Indonesia dalam hubungannya dengan negara-negara ASEAN dalam perkembanganya LIPNUR telah mulai memproduksi pesawat LT-200 dan juga mengembangkan bengkel After Sales Service, Maintenance Repairing serta Overhoul bagi pesawat terbang yang dimiliki oleh Swasta.

  13. Pada 26 April 1976. LIPNUR berganti nama menjadi PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio dan BJ Habibie sebagai Presiden Direktur.

  14. Pada tahun 1978. Perkembangan Industri Pesawat Terbang Nurtanio, yaitu membangun fasilitas diatas tanah seluas 2 hektar, meliputi kantor Direktorat Teknologi, Hanggar Divisi Aircraft Service untuk kegiatan Maintenance, Overhoul dan Repair, Hanggar Assy Rotary Wing, Hanggar Assy Fixed Wing, beserta kantor bertingkat lima.

  15. Pada tahun 1979. Ditandatanganinya perjanjian kontrak antara IPTN dengan Aerospatiale Perancis untuk memproduksi helicopter jenis Puma NSA-330 dan Super Puma NAS-332, produksinya dapat realisasikan pada tahun 1981 dan 1982, negara pertama  yang memesan pesawat helicopter Super Puma NAS-332 adalah Malaysia.

  16. Ditandatanganinya usaha bersama antara Industri Pesawat Terbang Nusantara dengan Aircraft Tecnologi Industries (Airtec) pada tanggal 17 Oktober 1979, di Madrid Spanyol. Dengan teknologi 50% - 50% program pertama Airtec adalah merancang dan memproduksi sebuah pesawat angkut serba guna CN-235. Pesawat ini ditenagai oleh dua mesin turboprop CTJ-9C buatan General Electric, dengan daya dorong masing-masing 750 k dan kapasitas 35 – 44  penumpang.

  17. Pada tahun 1980. Dilakukan penandatanganan bersama General Electric Company meliputi pemeliharaan mesin – mesin  pesawat terbang dan mesin – mesin industri.

  18. Pada tahun 1981. Pada bulan Mei 1981 mendirikan Divisi Sistem Senjata di Tasikmalaya bernama persatuan produksi Menang dan do Batu PoroMadura. Sistem senjata tersebut di pasang pada produksi IPTN sebagai pertahanan dan keamanan. Senjata yang di produksi FFAR 2,27 dan SUT (Surfase Under Water Terpedo) dibawah lisensi FZ ( Forgrees De Zeebrugge  Balgin dan aeg Jerman).

  19. Pada 10 Juni 1981 Pengumuman Karateristik CN-235 oleh Prof. Dr. B.J. Habibie, Dipl. Ing. pada kesempatan Paris Air Show ke-37.

  20. Pada tanggal 1 Juni 1982. Ditandatangani persetujuan bersama IPTN dengan Boeing Compani USA. Kerjasama ini merupakan langkah lanjut guna mencapai misi utama dalam program Satu Darsawarsa, yaitu mendirikan industri pesawat terbang yang lengkap dan diakui oleh Internasional dan mendapatkan sertifikat dari FAA dengan meletakkan IPTN sebagai salah satu sub kontraktor Boeing.

  21. Pada tanggal 11 November 1982. IPTN diizinkan memproduksi sekurang-kurangnya 100 helikopter NBELL-412. IPTN mendapat sertifikat dari perusahaan Mc.Donnel Douglas, USA dimana IPTN ditunjuk sebagai supplier yang memenuhi syarat di bidang Quality Assyrance.

  22. Pada tanggal 24 November 1982 meningkatkan kerjasama kedua dengan MBB Jerman Barat dan memproduksi Helikopter NBK-117 yang dirancang berdasarkan NBO-105.

  23. Pada tahun 1983. Pada tanggal 10 September  1983, diresmikan pemunculan pertama (Rool Out) pesawat CN-235 oleh Presiden RI ke-1 Ir. Soekarno sekaligus pemberian nama “Tetuko”. Pada saat yang sama dilakukan pemunculan pertama CN-235 bernama “Ellena” di Spanyol. Selanjutnya pada tanggal 28 November 1983 dilakukan panandatanganan kerjasama dalam bidang pemasaran CN-235 dengan Toyomenka Kaisha Ltd, dari Jepang.

  24. Pada tahun 1984. Merupakan pemulaan produksi helicopter NBELL-412. IPTN bekerjasama dengan MBB Jerman Barat ialah mendirikan NTT (New Transport Tecnology) dan rancangan pertamanya adalah BN-109.

  25. Pada 11 Oktober 1985 Industri Pesawat Terbang Nurtanio berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara. Pada tahun ini juga sarana kawasan produksi (KP) II sudah selesai dibangun dan dapat dipergunakan. Workshop IPTN V yang menangani produksi SUT Torpedo mulai pertamanya akan diserahkan kepada Hankam.

  26. Pada 12 Januari 1986 IPTN bersama Boeing dan MBB menandatangani Momerandum Of  Understanding (MUD) untuk merancang pesawat canggih Advance Technologi Regional Aircraft (ATRA-90) dengan kapasitas 100 – 135 tempat duduk. Dalam menginjak usianya yang ke-10 diselenggarakan pula Indonesia Air Show (IAS 86) yang menarik perhatian masyarakat luas baik yang nasional maupun Internasional. Pada IAS 86 ini dicapai pula kemajuan-kemajuan penting dalam hal kerjasama, disamping keberhasilan kerjasama untuk penanganan Engine ditandatangani dengan Garet, Alison, Partt, Whitney, General Electric, Turbomeka Makila, Avco Lycoming Textron, (ALT), Roll Royce dan Merpati Nusantara. Dibidang pemasaran ditandatangani dua kontrak pembelian pesawat CN-235 dengan Merpati Nusantara dan TNI-AU.

  27. Tanggal 23 Agustus 1986, Bapak presiden Soekarno yang datang untuk ketiga kalinya itu sekaligus untuk meresmikan kawasan produksi II dan  IV.

  28. Pada tahun 1987. Proyek pembangunan Universal Maintenance Center (UMC). Divisi melengkapi IPTN sebagai agen alih teknologi, tugas yang diemban Divisi adalah merawat yang artinya memperbaiki mesin – mesin diesel kapal laut dan mesin-mesin industri.

  29. Pada bulan April 1987. Penyerahan helicopter dari IPTN kepada angkatan laut yaitu Super Puma NAS-332 satu pesawat dan lima pesawat  NBO-105 kepada Kepolisian Republik Indonesia, serta penyerahan helikopter NBELL-412 dan sebuah kepada kerajaan Malaysia. IPTN bekerjasama dengan General Dynamic dalam Program Offist untuk F-16, dan bekerjasama juga dengan Boeing Company dalam memproduksi komponen Boeing 767 dan Boeing 737.

  30. Pada bulan Juni 1988. IPTN menandatangani suatu kerjasama computer dengan New Medium Development Organization (NEDO), suatu industri terkemuka di Jepang. Berdasarkan kerjasama tersebut maka didirikan perusahaan Nusantara Sistem Internasional (NSI) yang mengembangkan perangkat lunak komputer di IPTN. Pada tahun 1988 IPTN memproduksi pesawat N-250.

  31. Pada  bulan Juli 1997. Terjadi krisis finansial Asia yang dimulai di Thailand, dan memengaruhi mata uang, bursa saham dan harga aset lainnya di beberapa negara Asia, sebagian Macan Asia Timur. Sebelumnya IPTN mendapat banyak order pesawat N-250 dari luar negeri, IPTN menerima pesanan 120 pesawat, dan langsung merekrut ribuan karyawan serta mendatangkan mesin-mesin pembuat komponen. Namun saat itu dalam pemulihan krisis ekonomi bersama IMF (International Monetary Fund) mengharuskan Indonesia menerima sejumlah kesepakatan. Salah satunya adalah Indonesia tidak boleh lagi berdagang pesawat. IPTN yang sudah terlanjur merekrut ribuan karyawan dan mesin-mesin pembuat komponen pesawat akhirnya mengalami kerugian karena kesepakatan itu.

  32. Pada tahun 2000. IPTN merumuskan kembali untuk mewujudkan spirit ‘Nurtanio 2000’ yang menekankan pada penerapan baru, berorientasi bisnis, strategi untuk memenuhi situasi dengan struktur baru. Pada tanggal 24 Agustus 2000 setelah direstrukturisasi, IPTN kemudian berubah nama menjadi PT.Dirgantara Indonesia, diresmikan di Bandung oleh Presiden RI ke-4 Alm. Bapak Presiden K.H. Abdurrahman Wahid.

  33. Pada tahun 2003. PT.Dirgantara Indonesia memutus kerja sembilan ribu lebih karyawan. Dari 16.000 pekerja PT.DI hanya  menyisakan tiga ribu pekerja baik di bagian produksi maupun manajemen. Kondisi ini membuat PT. Dirgantara Indonesia menjadi terpuruk.

  34. Pada tahun 2007. PT.Dirgantara Indonesia kembali bangkit. PT.Dirgantara Indonesia berkerjasama dengan British Aerospace (BAE) yaitu mendapatkan order  subkontrak sayap pesawat Airbus A380. PT.Dirgantara Indonesia juga mendapat order dari negara timur tengah yaitu pemesanan 6 pesawat jenis N2130, dan order dari sejumlah negara memesan CN-235.

  35. Pada tahun 2010.  Ditandatanganinya kerjasama antara PTDI dengan Airbus Military (Spanyol) yaitu memindahkan assembly pesawat 212-400 dari Airbus Military Spanyol ke PTDI.
    Pada tahun 2011. Ditandatanganinya kerjasama antara PTDI dengan Eurocopter yaitu pembuatan MK2 Tail Bom (Ekor helicopter Super Puma).

  36. Pada bulan Desember 2011, PTDI bekerjasama dengan Airbus Military dalam pengembangan pesawat CN-235 (2 mesin 23 penumpang) yaitu memodifikasi pesawat CN-235 menjadi 95 penumpang dengan menambahkan panjang pesawat sebanyak 3 frame. Penandatanganan kerjasama ini ditandatangani oleh Dirut PTDI dan Airbus Military yang bertempat di hangar CN-235 Aircraft Integration yang disaksikan oleh Presiden RI ke-6 Bapak Presiden Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono.

  37. Semenjak Revolusi dan Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tahun 1945. Pembuatan pesawat terbang di Indonesia telah dirintis oleh satuan-satuan amgkatan udara. Sejak saat itu orang Indonesia menyadari bahwa sebagai negara kepulauan Indonesia selalu akan membutuhkan sarana transportasi udara, darat, dan laut. Alat tarnsportasi tersebut berguna untuk kelancaran roda pembangunan di segala bidang maupun dari strategi pertahanan keamanan.

  38. Pada tahun 1946, didirikan Biro Perencanaan dan Konstruksi oleh TRI-Udara Angkatan Udara Indonesia (sekarang TNI-AU) yang di pelopori  oleh Wiweko Supono, Nurtanio Pringgoadisurjo, dan Sumarsono, yang mengambil tempat di Magetan, dekat Madiun, Jawa Timur. Pesawat yang pertama kali dibuat pada saat itu adalah NWG-1 (pesawat layang).

  39. Kemudian pada tahun 1948 mereka berhasil membuat mesin pesawat pertama yang merupakan modifikasi dari mesin Harley Davidson, mesin pesawat ini diberi nama WEL-X. Mesin WEL-X dirancang oleh Wiweko Supono dan pesawat buatan mereka selanjutnya dikenal dengan nama RI-X. Kegiatan pembuatan RI-X terpaksa dihentikan karena terjadi pemberontakan komunis di Madiun dan agresi Belanda.  

  40. Setelah masa Agresi Belanda berakhir, kegiatan yang disebutkan di atas kemudian dilanjutkan kembali di lapangan udara Andir (Bandar Udara Husein Sastranegara), Bandung. Pada tahun 1953 kegiatan tersebut dilembagakan menjadi Seksi Percobaan yang memiliki 15 orang anggota. Kegiatan ini berada dibawah pengawasan Komando Depot Perawatan Teknik Udara, yang dipimpin oleh Mayor Udara Nurtanio Pringgoadisurjo.

  41. Pada tanggal 1 Agustus 1954 berhasil menerbangkan prototype pesawat “Si Kumbang”. Sebagai penghargaan kepada para desain dan para pekerja pembuat pesawat “Si Kumbang”, maka dewasa ini pesawat dijadikan monumen di depan gedung utama PT. Dirgantara Indonesia.

  42.  Sesuai surat keputusan kepala staff Angkatan Udara No. 68 Tanggal 22 April 1957 Seksi percobaan ditiadakan dan ditingkatkan menjadi Sub Depot Penyelidikan, Percobaan dan Pembuatan.

  43. Pada tahun 1958 berhasil menerbangkan prototype pesawat latih dasar dengan nama “Si Belalang 89” dan pesawat olah raga “Si Kunang 25”. Pesawat ini sekarang disimpan di museum TNI AU di Jakarta. Selain dari pada itu, usaha – usaha untuk membuat pesawat Helikopter telah dilakukan dengan membuat prototypenya yang diberi nama “Si Keeping”, ”Si Manyang” dan “Kolentang”.

  44. Sejalan dengan perkembangan bangsa Indonesia dan sesuai dengan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai serta untuk lebih meningkatkan kemampuan dalam industri pesawat terbang ini maka sesuai dengan keputusan Menteri Kepala Staff Angkatan Udara No. 448 Tanggal 1 Agustus 1960, didirikanlah Lembaga Persiapan Industri Penerbangan ( LAPIP ). LAPIP diresmikan pada tanggal 16 Desember 1961. Lembaga ini disiapkan oleh pemerintah untuk menyiapkan unit penerbangan di Indonesia yang nantinya mampu memberikan bantuan logistik kepada dunia penerbangan Indonesia sehingga mengurangi ketergantungan Indonesia kepada luar negeri baik dengan produksi sendiri, pesawat terbang maupun dalam menyiapkan suku cadangnya. Disamping itu menyiapkan personil baik dalam jumlahnya maupun dalam keterampilannya serta kemampuanya.

  45.  Untuk dapat mengembangkan LAPIP secara lebih cepat serta menyerap teknologi pembuatan pesawat terbang yang lebih maju dan kemajuan mengelola pabriknya secara lebih terarah, maka pada tahun 1961 pemerintah Indonesia yang diwakili oleh LAPIP telah menandatangani kontrak kerjasama dengan CEKOP (industri pesawat terbang Polandia) mengenai pembangunan fasilitas manufaktur pesawat terbang, dan pelatihan SDM.

  46. LAPIP berhasil memproduksi pesawat dibawah lisensi yang bernama PZL-104 Wilga yang kemudian dikenal sebagai Gelatik. Pesawat Gelatik ini dapat menampung empat penumpang serta bermesin tunggal (monoplane). Pesawat ini dilengkapi dengan kemampuan Take off dan Landing dengan jarak yang pendek (Short Take Off Landing).

  47. Pada tanggal 21 Maret 1966 Marsekal pertama Nurtanio gugur dalam kecelakaan pesawat terbang, sebagai tanda penghormatan atas jasa beliau, maka LAPIP diubah namanya menjadi Lembaga Industri Pesawat Terbang Nurtanio (LIPNUR).

  48. Dengan mempertimbangkan kebutuhan pesawat latih dasar, baik bagi Indonesia dalam hubungannya dengan negara-negara ASEAN dalam perkembanganya LIPNUR telah mulai memproduksi pesawat LT-200 dan juga mengembangkan bengkel After Sales Service, Maintenance Repairing serta Overhoul bagi pesawat terbang yang dimiliki oleh Swasta.

  49. Pada 26 April 1976. LIPNUR berganti nama menjadi PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio dan BJ Habibie sebagai Presiden Direktur.

  50. Pada tahun 1978. Perkembangan Industri Pesawat Terbang Nurtanio, yaitu membangun fasilitas diatas tanah seluas 2 hektar, meliputi kantor Direktorat Teknologi, Hanggar Divisi Aircraft Service untuk kegiatan Maintenance, Overhoul dan Repair, Hanggar Assy Rotary Wing, Hanggar Assy Fixed Wing, beserta kantor bertingkat lima.

  51. Pada tahun 1979. Ditandatanganinya perjanjian kontrak antara IPTN dengan Aerospatiale Perancis untuk memproduksi helicopter jenis Puma NSA-330 dan Super Puma NAS-332, produksinya dapat realisasikan pada tahun 1981 dan 1982, negara pertama  yang memesan pesawat helicopter Super Puma NAS-332 adalah Malaysia.

  52. Ditandatanganinya usaha bersama antara Industri Pesawat Terbang Nusantara dengan Aircraft Tecnologi Industries (Airtec) pada tanggal 17 Oktober 1979, di Madrid Spanyol. Dengan teknologi 50% - 50% program pertama Airtec adalah merancang dan memproduksi sebuah pesawat angkut serba guna CN-235. Pesawat ini ditenagai oleh dua mesin turboprop CTJ-9C buatan General Electric, dengan daya dorong masing-masing 750 k dan kapasitas 35 – 44  penumpang.

  53. Pada tahun 1980. Dilakukan penandatanganan bersama General Electric Company meliputi pemeliharaan mesin – mesin  pesawat terbang dan mesin – mesin industri.

  54. Pada tahun 1981. Pada bulan Mei 1981 mendirikan Divisi Sistem Senjata di Tasikmalaya bernama persatuan produksi Menang dan do Batu PoroMadura. Sistem senjata tersebut di pasang pada produksi IPTN sebagai pertahanan dan keamanan. Senjata yang di produksi FFAR 2,27 dan SUT (Surfase Under Water Terpedo) dibawah lisensi FZ ( Forgrees De Zeebrugge  Balgin dan aeg Jerman).

  55. Pada 10 Juni 1981 Pengumuman Karateristik CN-235 oleh Prof. Dr. B.J. Habibie, Dipl. Ing. pada kesempatan Paris Air Show ke-37.

  56. Pada tanggal 1 Juni 1982. Ditandatangani persetujuan bersama IPTN dengan Boeing Compani USA. Kerjasama ini merupakan langkah lanjut guna mencapai misi utama dalam program Satu Darsawarsa, yaitu mendirikan industri pesawat terbang yang lengkap dan diakui oleh Internasional dan mendapatkan sertifikat dari FAA dengan meletakkan IPTN sebagai salah satu sub kontraktor Boeing.

  57. Pada tanggal 11 November 1982. IPTN diizinkan memproduksi sekurang-kurangnya 100 helikopter NBELL-412. IPTN mendapat sertifikat dari perusahaan Mc.Donnel Douglas, USA dimana IPTN ditunjuk sebagai supplier yang memenuhi syarat di bidang Quality Assyrance.

  58. Pada tanggal 24 November 1982 meningkatkan kerjasama kedua dengan MBB Jerman Barat dan memproduksi Helikopter NBK-117 yang dirancang berdasarkan NBO-105.

  59. Pada tahun 1983. Pada tanggal 10 September  1983, diresmikan pemunculan pertama (Rool Out) pesawat CN-235 oleh Presiden RI ke-1 Ir. Soekarno sekaligus pemberian nama “Tetuko”. Pada saat yang sama dilakukan pemunculan pertama CN-235 bernama “Ellena” di Spanyol. Selanjutnya pada tanggal 28 November 1983 dilakukan panandatanganan kerjasama dalam bidang pemasaran CN-235 dengan Toyomenka Kaisha Ltd, dari Jepang.

  60. Pada tahun 1984. Merupakan pemulaan produksi helicopter NBELL-412. IPTN bekerjasama dengan MBB Jerman Barat ialah mendirikan NTT (New Transport Tecnology) dan rancangan pertamanya adalah BN-109.

  61. Pada 11 Oktober 1985 Industri Pesawat Terbang Nurtanio berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara. Pada tahun ini juga sarana kawasan produksi (KP) II sudah selesai dibangun dan dapat dipergunakan. Workshop IPTN V yang menangani produksi SUT Torpedo mulai pertamanya akan diserahkan kepada Hankam.

  62. Pada 12 Januari 1986 IPTN bersama Boeing dan MBB menandatangani Momerandum Of  Understanding (MUD) untuk merancang pesawat canggih Advance Technologi Regional Aircraft (ATRA-90) dengan kapasitas 100 – 135 tempat duduk. Dalam menginjak usianya yang ke-10 diselenggarakan pula Indonesia Air Show (IAS 86) yang menarik perhatian masyarakat luas baik yang nasional maupun Internasional. Pada IAS 86 ini dicapai pula kemajuan-kemajuan penting dalam hal kerjasama, disamping keberhasilan kerjasama untuk penanganan Engine ditandatangani dengan Garet, Alison, Partt, Whitney, General Electric, Turbomeka Makila, Avco Lycoming Textron, (ALT), Roll Royce dan Merpati Nusantara. Dibidang pemasaran ditandatangani dua kontrak pembelian pesawat CN-235 dengan Merpati Nusantara dan TNI-AU.

  63. Tanggal 23 Agustus 1986, Bapak presiden Soekarno yang datang untuk ketiga kalinya itu sekaligus untuk meresmikan kawasan produksi II dan  IV.

  64. Pada tahun 1987. Proyek pembangunan Universal Maintenance Center (UMC). Divisi melengkapi IPTN sebagai agen alih teknologi, tugas yang diemban Divisi adalah merawat yang artinya memperbaiki mesin – mesin diesel kapal laut dan mesin-mesin industri.

  65. Pada bulan April 1987. Penyerahan helicopter dari IPTN kepada angkatan laut yaitu Super Puma NAS-332 satu pesawat dan lima pesawat  NBO-105 kepada Kepolisian Republik Indonesia, serta penyerahan helikopter NBELL-412 dan sebuah kepada kerajaan Malaysia. IPTN bekerjasama dengan General Dynamic dalam Program Offist untuk F-16, dan bekerjasama juga dengan Boeing Company dalam memproduksi komponen Boeing 767 dan Boeing 737.

  66. Pada bulan Juni 1988. IPTN menandatangani suatu kerjasama computer dengan New Medium Development Organization (NEDO), suatu industri terkemuka di Jepang. Berdasarkan kerjasama tersebut maka didirikan perusahaan Nusantara Sistem Internasional (NSI) yang mengembangkan perangkat lunak komputer di IPTN. Pada tahun 1988 IPTN memproduksi pesawat N-250.

  67. Pada  bulan Juli 1997. Terjadi krisis finansial Asia yang dimulai di Thailand, dan memengaruhi mata uang, bursa saham dan harga aset lainnya di beberapa negara Asia, sebagian Macan Asia Timur. Sebelumnya IPTN mendapat banyak order pesawat N-250 dari luar negeri, IPTN menerima pesanan 120 pesawat, dan langsung merekrut ribuan karyawan serta mendatangkan mesin-mesin pembuat komponen. Namun saat itu dalam pemulihan krisis ekonomi bersama IMF (International Monetary Fund) mengharuskan Indonesia menerima sejumlah kesepakatan. Salah satunya adalah Indonesia tidak boleh lagi berdagang pesawat. IPTN yang sudah terlanjur merekrut ribuan karyawan dan mesin-mesin pembuat komponen pesawat akhirnya mengalami kerugian karena kesepakatan itu.

  68. Pada tahun 2000. IPTN merumuskan kembali untuk mewujudkan spirit ‘Nurtanio 2000’ yang menekankan pada penerapan baru, berorientasi bisnis, strategi untuk memenuhi situasi dengan struktur baru. Pada tanggal 24 Agustus 2000 setelah direstrukturisasi, IPTN kemudian berubah nama menjadi PT.Dirgantara Indonesia, diresmikan di Bandung oleh Presiden RI ke-4 Alm. Bapak Presiden K.H. Abdurrahman Wahid.

  69. Pada tahun 2003. PT.Dirgantara Indonesia memutus kerja sembilan ribu lebih karyawan. Dari 16.000 pekerja PT.DI hanya  menyisakan tiga ribu pekerja baik di bagian produksi maupun manajemen. Kondisi ini membuat PT. Dirgantara Indonesia menjadi terpuruk.

  70. Pada tahun 2007. PT.Dirgantara Indonesia kembali bangkit. PT.Dirgantara Indonesia berkerjasama dengan British Aerospace (BAE) yaitu mendapatkan order  subkontrak sayap pesawat Airbus A380. PT.Dirgantara Indonesia juga mendapat order dari negara timur tengah yaitu pemesanan 6 pesawat jenis N2130, dan order dari sejumlah negara memesan CN-235.

  71. Pada tahun 2010.  Ditandatanganinya kerjasama antara PTDI dengan Airbus Military (Spanyol) yaitu memindahkan assembly pesawat 212-400 dari Airbus Military Spanyol ke PTDI.
    Pada tahun 2011. Ditandatanganinya kerjasama antara PTDI dengan Eurocopter yaitu pembuatan MK2 Tail Bom (Ekor helicopter Super Puma).

  72. Pada bulan Desember 2011, PTDI bekerjasama dengan Airbus Military dalam pengembangan pesawat CN-235 (2 mesin 23 penumpang) yaitu memodifikasi pesawat CN-235 menjadi 95 penumpang dengan menambahkan panjang pesawat sebanyak 3 frame. Penandatanganan kerjasama ini ditandatangani oleh Dirut PTDI dan Airbus Military yang bertempat di hangar CN-235 Aircraft Integration yang disaksikan oleh Presiden RI ke-6 Bapak Presiden Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono.

Senin, 21 Juli 2014

Bima X (bima satria garuda )


Cerita
 Kisah Atria Garuda BIMA-X beranjak dari akhir kisah Musim Pertama yang menceritakan usaha Dunia Paralel yang dikuasai Kerajaan VUDO untuk mengambil alih sumber daya Bumi demi menghidupkan dunia mereka yang ada di ambang kehancuran planet yang disebabkan oleh ambisi penguasanya yang jahat, Rasputin. Rasputin berhasil dikalahkan oleh gabungan kekuatan dua Satria Garuda bersaudara, Bima dan Azazel. Namun kini telah datang sesosok Dewa misterius penguasa baru VUDO yang bergelar Black Lord. Ray Bramasakti, sang Satria Garuda "BIMA" harus menggunakan segala kekuatan Satria Garuda-nya bersama saudaranya, Reza, sang Satria Garuda "Azazel" untuk melindungi Bumi dan umat manusia dari kekuatan jahat baru VUDO. 

Tokoh dan pemeran
  • Ray Bramasakti / "BIMA" sang Satria Garuda merah, tokoh protagonis sekaligus pahlawan super dalam serial ini. Baik, pendiam, rendah hati, namun berprinsip mulia. Ray muda terpilih mendapatkan batu kekuatan misterius dari Dunia Paralel. Power Stone tersebut dapat mengubah Ray menjadi "BIMA", Satria Garuda yang mempunyai kekuatan Garuda dari Power Stone Merah: gesit, fokus, dan kuat. Ray mempunyai adik laki-laki bernama Reza Bramasakti yang pernah diculik oleh Kerajaan VUDO dari Dunia Paralel. Ray diperankan oleh Christian Loho

  • Randy Iskandar, kakak kandung Rena, keluarga angkat Ray, tulang punggung keluarga Iskandar dan Bramasakti yang memiliki usaha Bengkel "Satria Motors". Perangai Randy yang kebapakan membuatnya menjadi sosok kakak pelindung bagi Rena dan Ray. Dia juga adalah sahabat kecil Ray sejak sekolah dan mengetahui sepak terjang Ray sebagai "BIMA". Randy juga mewarisi harta yang cukup dari kedua orangtuanya yang hilang. Randy diperankan oleh Rayhan Febrian.
  • Rena Iskandar, adik kandung Randy, adik angkat Ray, dan seorang pelajar yang cerdik dan berhobi memasak. Rena sangat menghormati Ray dan Randy, tapi sebenarnya menyimpan perasaan pada Ray. Rena kini telah mengetahui tanggungjawab yang diemban Ray sebagai BIMA setelah beberapa kali diselamatkan oleh BIMA dari serangan VUDO. Walaupun tidak mahir bela diri, Rena adalah gadis pemberani yang turut serta bertarung melawan kejahatan dengan keluarga yang disayanginya.[5] Rena diperankan oleh Stella Cornelia, mantan anggota grup idola JKT48.
  • Reza Bramasakti / "Azazel", adik Ray yang saat kecil diculik oleh VUDO dan selama 21 tahun terpisah dari kakaknya. Reza dibesarkan di Dunia Paralel dengan nama Mikhail, namun jati dirinya yang kuat sebagai manusia mendorongnya melarikan diri ke Bumi untuk mencari seorang yang dapat menyelamatkan Bumi dari VUDO. Reza dirubah menjadi "Azazel", Ksatria Kegelapan VUDO, setelah dicuci otak dan diberikan kekuatan Power Stone Hitam oleh Rasputin, Penguasa VUDO. Setelah kekalahan Rasputin, Reza bergabung kembali dengan Ray dan keluarga angkatnya, menggabungkan kekuatannya dengan Ray sebagai duo Satria Garuda yang siap melindungi Bumi. Reza diperankan oleh Adhitya Alkatiri.
  • Ricca, sosok gadis misterius yang bekerja sebagai asisten untuk keluarga konglomerat Akhsara, pemilik Akhsara Corp. Ricca adalah gadis dengan ilmu dan wawasan yang sangat luas. Ricca diperankan oleh Thalia dari grup idola JKT48

VUDO 

  • Black Lord ("Penguasa Hitam"), sosok Dewa misterius berkekuatan besar yang ingin menguasai Bumi. Sebelumnya bergelar Black Priest ("Pendeta Hitam"), dia adalah sosok misterius yang mengangkat dirinya menjadi penguasa baru VUDO yang bergelar Black Lord setelah jatuhnya Rasputin.
  • Topeng Besi, mantan Panglima Perang Kerajaan VUDO dan baju zirah baja yang dihidupkan secara magis oleh sihir Rasputin, penguasa VUDO. Pernah mengabdi pada Rasputin sebagai Panglima Tertinggi VUDO, Topeng Besi sempat hancur setelah pertarungan besar dengan BIMA, namun kemudian diberi jiwa baru oleh Black Priest. Topeng Besi mengakhiri hidup Rasputin yang telah terluka, dan menyatakan Black Priest sebagai penguasa baru VUDO. Topeng Besi kini hadir dengan kekuatan baru yang dahulu dimiliki oleh Rasputin. 

Death Phantoms 

si-misi besar sebagai perwakilan dari Black Lord.

  • Rexor / Reza Alamsyah, pimpinan dari Trio Death Phantoms. Rexor adalah sesosok monster yang menyamar menjadi seorang Menteri Pencaharian dan Penelitian Sumber Daya Alam.
  • Lady Mossa / Amestina Seraphine, yang menyamar sebagai seorang wanita pengusaha batu perhiasan dengan nama panggilan Tina. Tina dapat mengakses informasi dan penemuan batu alam baru dengan kedok usaha batu perhiasannya.
  • Draconer / Chris Ruslan, yang menyamar sebagai seorang jurnalis muda untuk menjangkau jaringan berita dan informasi terbaru di Bumi

Jumat, 18 Juli 2014

Pengertian Malam lailatul Qadar

Berdasarkan keterangan al-Qur'an dan al-Sunnah, disebutkan bahwa dalam bulan Ramadhan terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Malam yang indah itu disebut Lailatul Qadar atau malam kemuliaan. Bila seorang muslim mengerjakan kebaikan-kebaikan di malam itu, maka nilainya lebih baik dari mengerjakan kebaikan selama seribu bulan atau sekitar 83 � 84 tahun.
Malam indah yang lebih baik dari seribu bulan itu adalah malam yang penuh berkah, malam yang mulia, dan memiliki keistimewaan-keistimewaan tersendiri. Syaikh Muhammad Abduh memaknai kata "al-Qadar" dengan kata "takdir". Ia berpendapat demikian, karena Allah s.w.t, pada malam itu mentakdirkan agama-Nya dan menetapkan khittah untuk Nabi-Nya, dalam menyeru umat manusia ke jalan yang benar. Khittah yang dijalani itu, sekaligus melepaskan umat manusia dari kerusakan dan kehancuran yang waktu itu sedang membelenggu mereka. (hasbi Ash-Shiddieqy, 1996:247)

Kata "al-Qadar" diartikan juga "al-Syarf" yang artinya mulia (kemuliaan dan kebesaran). Maksudnya Allah s.w.t, telah mengangkat kedudukan Nabi-Nya pada malam Qadar itu dan memuliakannyadengan risalah dan membangkitkannya menjadi Rasul terakhir. Mengenai hal ini diisyaratkan dalam surat al-Qadar. Bahwa malam itu adalah malam yang mulia, malam diturunjannya al-qur'am sebagai kitab suci yang terakhir. Surat al-Qadar itu lengkapnya sebagai berikut:

اِنَّا اَنْزَلْنَهُ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَمَا اَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ اَلْفِ شَهْرٍ. تَنَزَّلُ الْمَلَئِكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ اَمْرٍ. سَلَامٌ هِىَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Sesungguhnya aku telah menurunkan al-qur'an pada malam lailatul qadar, tahukah kamu "apa itu lailatul qadar?", lailatul qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan, pada malam itu turun para malaikat dan ruh qudus (malaikat jibril) dengan idzin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar'. (QS. Al-Baqarah,97: 1-5)

Dari ayat tersebut, maka jelaslah lailatul qadar adalah malam yang memiliki keistimewaannya sediri disbanding dengan malam-malam yang selainnya. Dan apabila malam itu digunakan untuk ibadah kepada Allah SWT, maka ia akan mendapatkan pahala berlibat ganda satu berbanding seribu amal kebajikan (ibadah) yang dilakukan di selain malam lailatul qadar.

Sedangkan keagungan dan keistimewaan malam Qadar pada dasarnya terletak dalam dua kemuliaan, yaitu turunnya al-qur'an dan turunnya para malaikat dalam jumlah yang besar, termasuk di dalamnya malaikat Jibril. Para malaikat turun di malam itu dengan cahaya yang cemerlang penuh kedamaian dan kesejahteraan. Kedatangan mereka adalah untuk menyampaikam ucapan selamat kepada orang yang yang melaksanakan puasa Ramadhan dan melaksanakan ibadah lainnya. Kemuliaan turunnya al-qur'an, merupakan hari yang agung dan bersejarah, turunnya kitab suci itu merupakan titik awal dimulainya suatu kehidupan "Dunia Baru" yang terlepas dari kesesatan dan kedzaliman, menuju kebenaran yang hakiki.